MUI Pusat Imbau Zikir di Monas Tidak Dicemari Politik Praktis

MUI Pusat Imbau Zikir di Monas Tidak Dicemari Politik Praktis

Herianto Batubara - detikNews
Kamis, 21 Feb 2019 16:43 WIB
Persiapan Jelang Malam Munajat 212 (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta - Kegiatan zikir dan doa akan digelar di Monas, Jakarta Pusat, malam nanti. Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengimbau agar kegiatan ini jangan sampai dicemari politik praktis.

Pernyataan tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Sa'adi dalam rilis yang diterima detikcom, Kamis (21/2/2019). Dia berpandangan acara doa dan zikir sesungguhnya adalah perbuatan mulia, apalagi ditujukan untuk keselamatan bangsa dan negara.

"Harapan kami acara tersebut terlaksana dengan lancar, tertib, khidmat, dan benar-benar diisi dengan kegiatan keagamaan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT (taqarrub ilallah)," kata Zainut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Mengingat sekarang bangsa Indonesia sedang memasuki masa kampanye, kami mengimbau agar acara yang sangat mulia tersebut tidak tercemari oleh kegiatan politik praktis, sehingga tidak mengurangi nilai kesakralan dari kegiatan doa dan zikir tersebut," ia mengingatkan.

Zainut juga memberi imbauan kepada MUI Provinsi DKI Jakarta yang ikut memprakarsai kegiatan tersebut. Dia mengimbau MUI tetap jadi simpul dan pemersatu umat.

"Kepada MUI Provinsi DKI yang ikut memprakarsai kegiatan tersebut kami mengimbau untuk tetap menjadikan organisasi MUI sebagai simpul dan pemersatu umat, menjaga ukhuwah Islamiyah maupun ukhuwah wathoniyah demi terwujudnya kehidupan masyarakat yang rukun, harmonis dan bersatu," ujarnya.

MUI DKI Jakarta sebelumnya menegaskan kegiatan selawat dan zikir di Monas malam nanti tidak terkait urusan politik. MUI DKI Jakarta mengadakan kegiatan tersebut dengan tujuan merekatkan persatuan semua elemen bangsa Indonesia.

"Jadi tidak ada tendensi dari politik kemudian dikaitkan dengan apa, tidak ada. Justru saling menyatukan semuanya, menyejukkan semuanya, politik adalah urusan pribadi masing-masing. MUI tidak bermain di ranah itu," kata Sekretaris Bidang Infokom MUI DKI Jakarta, Nanda Khairiyah, saat dihubungi, Kamis (21/2).


Dia memastikan pihaknya tak akan mengundang para tokoh politik. Dia juga menegaskan tak ada undangan yang disampaikan kepada capres Prabowo Subianto dan cawapres Sandiaga Uno.

Nanda kemudian menjelaskan alasan pemilihan tanggal kegiatan, 21 Februari 2019 atau lebih dikenal 212. MUI mengadakan kegiatan zikir di tanggal tersebut agar tak ada pihak yang memanfaatkan momentum tersebut untuk kepentingan yang lain.

"Jadi kenapa kalau 212? 21 Februari karena angka ini sudah telanjur melekat di masyarakat kita, nah MUI ini melihat sebagai organisasi yang netral melihat khawatir akan adanya yang memanfaatkan momentum dan lain-lain. Jadi daripada yang lain-lain yang membuat acara itu, lebih baik MUI yang membuat, yang putih bersih, netral, dan menyejukkan dan menyatukan," kata Nanda.

"Kenapa tanggal 21 bulan Februari? Pertama, karena bertepatan dengan malam Jumat. Jadi ritual pengurus MUI DKI suka tahlil, suka ngaji kalau malam Jumat. Kemudian kita besarkan untuk kita menyejukkan," sambungnya.

Sebelumnya, kegiatan ini zikir dan doa ini disebut Munajat 212 oleh Habib Rizieq Syihab dalam seruannya. Dia meminta umat Islam ikut hadir meramaikan Monas. Rizieq menyampaikan hal itu lewat video yang diunggah di YouTube kanal FRONT TV.

Rizieq mengatakan acara ini digelar Lembaga Dakwah FPI yang bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta dan majelis taklim se-Jabodetabek. Rizieq mengatakan acara Malam Munajat 212 digelar untuk meminta berkah kepada Allah SWT.

"Di kota suci Mekah Almukaromah, kita bersama-sama menyerukan kepada seluruh umat Islam, kepada seluruh muslimin-muslimah, kepada seluruh elemen bangsa Indonesia untuk bersama-sama untuk mensukseskan acara Malam Munajat 212 yang insyaallah akan digelar pada hari Kamis, malam Jumat, yaitu pada tanggal 21 Februari 2019," kata Rizieq dalam video seperti dilihat, Sabtu (16/2).

(hri/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads