"Sebelumnya, yang namanya orang minta maaf harus sadar sendiri. Sepertinya kalau saya punya salah kepada orang tua saya harus sadar minta maaf. Sebenarnya, kalau minta maaf ditekan, yaitu terpaksa. Yang namanya minta maaf itu menyesali perbuatannya dan datang dengan kesadarannya sendiri," ujar Said Aqil di kantor PBNU, Jalan Kramat, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (20/2/2019).
Said Aqil mengingatkan, Mbah Moen merupakan sosok kiai yang harus dihormati. Untuk itu, pihaknya melakukan pembelaan ketika ada orang yang meremehkan Mbah Moen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka warga NU terpanggil untuk melakukan pembelaan, karena Kiai Moen sebagai simbol dan sepuh warga. Kiai besar yang muridnya berada di seluruh Indonesia," lanjut Said Aqil.
Said Aqil menganggap Mbah Moen merupakan sosok yang berjasa sehingga tidak pantas orang yang lebih muda menghina.
"Oleh karena itu, kita harapkan semua jangan coba-coba sembarangan meremehkan menghina orang yang sudah berusia apalagi kiai, bukan kiai pun kita harus hormat orang tua. Apalagi Mbah Moen yang jelas jasanya banyak sekali, tidak pantas kalau orang masih muda berani melecehkan dan menghina," tuturnya.
Sebelumnya, Fadli tak ingin timbul fitnah akibat polemik puisi 'Doa yang Ditukar' yang terus dipermasalahkan sejumlah pihak. Intinya, Fadli meminta maaf kepada Mbah Moen dan dia menegaskan puisi itu bukan ditujukan kepada sang ulama kharismatik itu.
"Dalam waktu dekat insyaallah saya mungkin akan bersilaturahim ke KH Maimun Zubair. Meskipun puisi saya--sekali lagi--tidak pernah ditujukan untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf karena kontestasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang yang tak bertanggung jawab," kata Fadli Zon kepada wartawan, Minggu (17/2). (eva/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini