"Karena pemilu ini anda golput atau tidak di dalam pemilu ini, pemilu ini (tetap) akan berlangsung," ujar Mahfud kepada wartawan usai Dialog Kebangsaan Seri V di Stasiun Tugu Kota Yogyakarta, Selasa (19/2/2019) malam.
"Misalnya yang punya hak pilih (di pemilu) 100 juta, yang milih hanya 1 juta, maka dari yang 1 juta itu akan ditentukan pemimpin," lanjut Ketua Gerakan Suluh Kebangsaan ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi (jika mayoritas golput) legitimasi politiknya memang rendah. Tapi kan legalitasnya tetap terpenuhi dan pemimpin tetap harus lahir. Maka mari kita jangan golput. Milih siapapun yang akan dipilih terserah anda," tuturnya.
Baca juga: Mahfud Md: Pemilu Jadi Ajang Permusuhan |
Disinggung mengenai ajakan golput yang mulai menggema di tengah masyarakat, Mahfud menganggap ajakan tersebut tidak dilarang konstitusi. Alasanya karena tidak ada aturan yang dilanggar dalam ajakan tersebut.
"Ajakan golput menurut saya kalau sekadar pernyataan 'sebaiknya orang golput' itu tidak ada hukumnya, yang ada hukumanya itu kalau menghalang-halangi orang yang akan memilih," ungkapnya.
Sementara itu Mahfud dalam sambutannya mengatakan, menjelang pelaksanaan pemilu 2019 masyarakat di lapisan bawah mulai terpecah belah. Bahkan tak jarang di antara mereka mudah mengkafirkan hanya karena perbedaan pemahaman dan pandangan.
"Misalnya karena pemilu kita mudah mengkafirkan. Bahkan saling tuding yang satu pro asing, yang satu pro pribumi. Padahal kita kepentingannya (di pemilu) hanya sehari," katanya.
Simak Juga 'Mahfud Md Kritisi Jokowi-Prabowo Hampa Strategi Lawan Korupsi': (ush/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini