BPN Protes KPU di Arena Debat, Fadli Singgung 'Cheerleader' Tim Jokowi

BPN Protes KPU di Arena Debat, Fadli Singgung 'Cheerleader' Tim Jokowi

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Selasa, 19 Feb 2019 23:12 WIB
Fadli Zon (Tsarina Maharani/detikcom)
Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fadli Zon, menjelaskan momen 'panas' saat BPN protes ke kursi komisioner KPU dan Bawaslu. Fadli mengatakan keributan kecil itu terjadi karena memprotes 'cheerleader' dari pendukung Jokowi yang membawa atribut dan bersuara keras.

"Waktu itu kalau tidak salah yang awalnya dipersoalkan itu tim hore ini ya, cheerleader atau apa yang disebut gitu. Mereka ini membawa atribut yang balon-balonan itu sehingga suaranya menjadi lebih keras. Padahal perjanjiannya tidak boleh membawa atribut yang berupa balon-balon itu ya," ujar Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (19/2/2019).

"Kalau kita nonton pertunjukan bulutangkis atau sepakbola di luar juga biasa kayak begitu. Nah, itu dibawa. Nah, ini harusnya dari sekuriti, pengamanan, harusnya tidak boleh itu dibawa bisa masuk ke lokasi. Nah, itu kalau tidak salah itu yang diprotes oleh kawan-kawan dari BPN," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain itu, menurut Fadli, ada pendukung Jokowi yang membawa speaker kecil dan membuat suara mereka lebih keras. Fadli pun meminta agar hal ini diklarifikasi.

"Begitu juga ada yang menggunakan semacam speaker, katanya itu speaker untuk yel-yel atau sorak-sorak gitu, speaker kecil, sehingga suaranya lebih keras di ruangan tersebut. Nah, itu juga perlu diklarifikasi karena memang ada fotonya dan sebagainya, ada yang menggunakan speaker itu. Seharusnya memang tidak boleh penggunaan speaker atau alat-alat semacam itu. Saya kira merupakan kesepakatan bersama," jelasnya.

Fadli pun tak mempermasalahkan adanya pendukung yang menonton langsung di arena debat asalkan mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. Menurut Fadli, yang tidak mengikuti aturan justru pendukung kubu Joko Widodo-Ma'ruf Amin.


"Sebenarnya kalau ditegakkan aturan itu bagus, pendukung sih bagus-bagus saja asalkan ikut aturan. Masalahnya yang tidak ikut aturan siapa? Saya kira yang tidak ikut aturan dari pendukung paslon 01. Kalau dari pendukung paslon 02, saya ada di situ, tidak melakukan pelanggaran aturan. Tidak bawa atribut, tidak bawa yang balon-balon yang besar-besar itu, tidak bawa speaker atau apa yang diduga sebagai speaker, gitu ya," ungkap Fadli.

"Yang itu juga menurut saya kan peralatan-peralatan seperti itu kan ada screening, security. Nah, ini kenapa kok itu bisa lolos. Apa sengaja diloloskan?" sebutnya.

Momen panas saat di dalam ruang debat itu sebelumnya diabadikan dalam sebuah video oleh tim BPN yang lalu di-posting Wasekjen Partai Demokrat (PD) Andi Arief. Dalam video berdurasi 45 detik itu, terlihat sejumlah anggota BPN Prabowo-Sandiaga menghampiri deretan kursi komisioner KPU dan Bawaslu di ruangan debat di The Sultan Hotel, Jakarta.

Beberapa di antaranya ada Priyo Budi Santoso, Maher Algadri, Putra Jaya Husin, dan Jansen Sitindaon. Momen panas itu bahkan memantik Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan hingga ikut maju.


Direktur Relawan BPN Ferry Mursyidan Baldan sebelumnya memprotes soal bagaimana moderator debat memotong saat Prabowo sedang menjawab pertanyaan. Ia juga menyoroti pendukung Jokowi yang membawa atribut di lokasi debat.

"Evaluasi moderator, jangan potong, tapi dia memotong. Irama memotong itu yang rusak suasana. Ini kan yang diatur UU, ada alasan cerdas pemilih memilih presidennya. Kemudian di sebelah, Pak Moeldoko, soal komitmen kita soal membawa, ini ada balon-balon, itu kenapa dibiarkan masuk, ya sudah kita ikut saja. Kita taat, commit, nggak usah bawa alat peraga. Jadi fairness soal keterbukaan. Semangat untuk perbaiki debat itu kita tegas," bebernya. (azr/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads