"Menurut saya memang ada upaya untuk menyerang pribadi. Debat pertama kan waktu itu juga berusaha menyerang pribadi. Ini menunjukkan sebenarnya level kenegarawanan Pak Prabowo. Pak Prabowo kalau mau menyerang-menyerang itu gampang. Tapi Pak Prabowo tidak mau melakukan itu. Karena ini menyangkut masalah kehormatan sebagai Capres dan sangat menghargai," kata Fadli Zon, di Komplek DPR, Jakarta, Senin (18/2/2019).
Fadli menilai Prabowo masih menghargai pemimpin-pemimpin negara terdahulu sehingga tak menyerang. Politikus Gerindra ini mengatakan apa yang dilakukan Prabowo atas lahan luas di Kaltim dan Aceh Tengah itu merupakan bentuk penyelamatan lahan agar tidak jatuh dikelola asing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi terkait dengan kepemilikan lahan itu, justru Pak Prabowo menurut saya menyelamatkan lahan itu atau usaha itu adalah usaha yang sudah bangkrut ada di BPPN. Jadi di BPPN badan apa sih dulu singkatannya itu, karena kita ada krisis kemudian itu dilelang oleh BPPN. Tahun 2000-an awal atau 1990-an. Pokoknya setelah krisis 1997-1998. Banyak aset-aset itu kemudian diambil alih oleh BPPN dilelang. Dan banyak yang jatuh ke tangan asing," kata Fadli.
"Jadi kita bersyukur bahwa itu jatuh ke tangan Pak Prabowo melalui suatu proses lelang. Jadi Pak Prabowo justru menyelamatkan aset bangsa. Coba bayangkan yang tidak terselamatkan yang kemudian jatuh ke tangan asing," imbuhnya.
Sebelumnya, Jokowi sempat menyinggung soal lahan Prabowo di Kaltim seluas 220 ribu Hektare dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah saat menjawab soal masalah penguasaan kebun oleh korporasi. Prabowo pun mengakui menguasai ratusan ribu hektare tanah di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk total 340 ribu Ha di Kaltim dan Aceh Tengah itu.
"Kami minta izin, tadi disinggung soal tanah yang saya kuasai ratusan ribu di beberapa tempat, itu benar," ujar Prabowo.
Meski begitu, Prabowo mengatakan tanah yang dimilikinya itu berstatus HGU (hak guna usaha). Karena itu, lanjut dia, tanah tersebut bisa sewaktu-waktu diambil negara. Menurut Prabowo, akan lebih baik jika tanah tersebut dikelola dirinya. Sebab, Prabowo tak rela jika tanah negara itu jatuh ke tangan asing.
"Tapi adalah HGU. Adalah milik negara. Jadi setiap saat negara bisa ambil kembali. Kalau untuk negara, saya rela mengembalikan itu semua. Tapi daripada jatuh ke orang asing, lebih baik saya yang kelola. Karena saya nasionalis dan patriot," tutur Prabowo.
Simak Juga 'Prabowo Jelaskan Kepemilikan Tanahnya di Kalimantan dan Aceh':
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di sini. (yld/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini