"Kalau saya menilai dari debat semalam bisa kita lihat kan garis Pak Prabowo kepada ekonomi kerakyatan, Pak Jokowi kepada ekonomi yang mendekati kapitalisme, mekanisme pasar gitu," kata Fadli di kompleks DPR, Jakarta, Senin (18/2/2019).
Menurut Fadli, Prabowo berkali-kali menerangkan, jika menjabat, dia akan mengedepankan kepentingan rakyat dan kemandirian produksi pangan. Sementara Jokowi dinilai sebagai pihak yang mengikuti pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli menyebut ucapan Prabowo dalam debat tersebut berbasis Pasal 33 UUD 1945. Fadli mengatakan data yang dibeberkan Jokowi soal impor jagung dan beras keliru.
"Dari fakta-fakta yang disampaikan oleh Pak Jokowi, ternyata banyak yang keliru, termasuk soal impor jagung, impor beras luar biasa juga sebenarnya sampai 2 juta ton, jadi tidak benar juga terjadi penurunan impor gitu, justru terjadi penambahan," ucapnya.
Selain itu, Fadli menyoroti sejumlah janji Jokowi pada kampanye 2014. Salah satunya soal swasembada yang dikatakan Fadli belum terwujud.
"Apalagi kalau ini dikaitkan dengan janji pada 2014 dulu akan ada swasembada, belum lagi janji pertumbuhan, energi juga kita lihat kita lihat janji di bidang energi dari Pak Jokowi waktu itu akan membuat Pertamina lebih hebat dari Petronas itu juga nggak kejadian," imbuhnya.
Sebelumnya, calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengkritisi kebijakan impor pangan yang dilakukan oleh pemerintah Joko Widodo. Dia menyebutkan impor yang dilakukan oleh pemerintahan tidak tepat.
"Ini jawaban yang selalu kita dengar, masalahnya strategi falsafah ekonomi kita yang berbeda, kita ingin berdayakan produsen kita sendiri," kata Prabowo dalam Debat Capres Jilid 2 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).
Simak Juga 'Kata Pak Prabowo dan Pak Jokowi soal Debat Mereka':
(yld/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini