"Kami dari jajaran kepolisian, kalau tadi saya katakan 603 generasi Bali meninggal dunia lebih daripada perang yang terjadi di Syria, lebih dari korban bom Bali yang hanya 202, ini yang menjadi konsentrasi kita," kata Golose usai acara Millennial Road Safety Festival 2019 di lapangan Niti Mandala Renon, Denpasar, Bali, Minggu (17/2/2019).
Golose mengatakan acara Millennial Road Safety Festival ini digelar untuk membudayakan tertib berlalu lintas. Dia juga menyinggung budaya tertib berlalu lintas yang dicontohkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kemudian kalau kita lihat antusias daripada milenial Bali. Saya berpikir waktu kita generasi antipreman dan narkotik, ternyata pada waktu kita melaksanakan ini lebih antusiasmenya berati ini betul-betul contoh untuk keselamatan berlalu lintas dari bapak presiden kita betul-betul meresap, dengan videonya beliau, Presiden Jokowi amat concern dengan keselamatan generasi milenial," urainya.
"Mereka lah yang mempunyai masa depan, mereka lah yang akan menjadi pengganti-pengganti kami, mereka adalah pewaris Indonesia terutama pulau Bali," sambung Golose.
Dia mengatakan, acara Millenial Road Safety Festival di Bali memang sengaja digelar meriah seperti pemecahan rekor MURI hingga kembang api karena menyasar anak-anak muda di Pulau Dewata. Tak lupa, Golose mengingatkan warga Bali, khususnya tokoh adat agar selalu menggunakan helm meski sedang memakai busana adat.
"Saya bukan menabrak budaya Bali dengan udeng, tapi kalau kita lihat terlalu banyak korban. 600 orang lebih, 603 tepatnya, dan rata-rata kepala yang pecah dan generasi milenial korbannya lebih, saya tidak bilang kalau generasi tua tidak ada masalah, yang kolonial seperti saya, tapi sayangnya kalau generasi kita ini cuma karena tidak berbudaya lalu lintas yang baik," ujarnya.
"Sementara kita tahu culture di Bali amat sangat luar biasa. Saya mengimbau kepada tokoh-tokoh, ada bagus memang pakai udeng, tapi lebih bagus lagi pakai helm," pesan Golose. (ams/fdn)