Peristiwa itu terjadi pada Jumat (15/2) lalu sekitar pukul 12.00 Wita. Akibat pengeroyokan itu Indra mengalami pendarahan di bagian mata sebelah kiri, bibir lecet, bagian kepala belakang benjol besar dan bengkak pada pinggang sebelah kiri.
"Ya, yang jelas ada yang dipukul, memang posisinya napi juga. Kalau gini kita pengamanan back up kegiatan di sana sampai situasi aman dan kondusif. Namanya sama-sama kesalahpahaman," kata Kapolres Bangli AKBP Agus Tri Waluyo ketika dimintai konfirmasi Sabtu (16/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adanya isu korban dianggap sebagai SP (informan) Lapastik sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi beberapa orang WBP karena merasa ruang gerak pelaku terbatas. Akibat kecurigaan tersebut pelaku langsung melakukan pengeroyokan terhadap korban," terang Sulhadi.
Keenam belas pelaku pengeroyokan, yaitu Marselinus Foni, Ngurah Oki Wisnu Murti, Ngakan Gede Bayunu, Made Narta Bujangga, Ida Bagus Nyoman Sutama, dan Muchamad als Abi. Kemudian Fernando Bobe Asa, Ida Bagus Putu Darma Putra, Putu Suara Mahardika, Muhammad Ridha als Jodi, Khoirul Anam, I Made Wirawan, Novan Adi Hariyanto, Gusti Ngurah Yuliana, I Gede Gunawan Suteja, dan I Made Agus Sastrawan.
"Saat ini ke 16 warga binaan yang diduga sebagai pelaku ditempatkan ruang khusus isolasi Lapastik Buungan," jelasnya.
Sulhadi menambahkan pihaknya bakal rutin melakukan patroli ke lapas. "Dari Polres Bangli ke depannya akan mem-back up penuh Lapas dan meningkatkan patroli rutin secara berkesinambungan ke Lapastik ataupun yang lainnya," jelasnya. (ams/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini