Tandu Jenazah Puluhan Km, Warga Minta Bupati Tak Diam

Tandu Jenazah Puluhan Km, Warga Minta Bupati Tak Diam

Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
Jumat, 15 Feb 2019 10:10 WIB
Foto: M Bakrie/detikcom
Luwu Utara - Jenazah warga Desa Rampi, Luwu Utara, Renti Tata harus ditandu puluhan kilometer akibat akses wilayahnya yang tidak kunjung diperbaiki. Masyarakat Rampi sangat berharap infrastruktur jalan segera dibangun.

"Pemerintah daerah Luwu Utara jangan hanya diam dan terus tutup mata dengan kondisi pahit yang dirasakan oleh keluarga kita atau masyarakat di Kecamatan Rampi," ujar perwakilan pemuda Rampi, Bangsi Bati, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (15/2/2019).


Bangsi mengatakan pembangunan akses jalan menuju Rampi harus menjadi prioritas utama pemerintah. Sayangnya, hingga saat ini dia melihat pembangunan infrastruktur itu dinilai sangat lamban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini membuat kita terisolasi. Pembangunan infrastruktur menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat pada umumnya," kata dia.

"Dengan tidak terbangunnya akses infrastruktur ini, tentunya akan mempengaruhi sejumlah komponen kebutuhan masyarakat. Seperti pelayanan publik di masyarakat. Contoh pendidikan, kesehatan, dan pembangunan," sambung dia.

Tidak hanya itu, dia juga menyoroti sarana dan prasarana di Puskesmas Rampi yang dianggapnya masih sangat terbatas. Keterbatasan ini mulai dari jumlah tenaga medis dan fasilitas lainnya.

"Harusnya menjadi prioritas. Melengkapi segala perangkat yang tidak ada, agar tak ada lagi warga yang dirujuk sampai ke rumah sakit karena melihat situasi dan kondisi akses jalan yang belum terbangun," kata Bangsi.



Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani mengakui ini bukan pertama kalinya jenazah harus ditandu puluhan kilometer menuju Rampi.

"Ini kejadian bukan pertama kali. Kita ketahui kejadian yang sudah kesekian kali," kata Indah saat ditemui wartawan di kantor Gubernur Sulsel beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan jauhnya jarak dan belum bagusnya akses jalan menuju Rampi menjadi kendala utama jenazah mengapa harus ditandu puluhan kilometer. Dia berharap akses pesawat menuju Rampi lewat bandara perintis dapat ditingkatkan, khususnya pada akses pengiriman kargo.

"Awal tahun pesawat belum subsidi, kemudian kalau kargo belum ada karena belum selesai lelang, sehingga kita berharap ada percepatan," ungkapnya.

"Ini kan jadi keprihatinan bersama. Kami berharap ada sinergi ada pemda, pemerintah provinsi, dan pusat. Pusat kemarin minta percepatan tender kargo," sambungnya.

Dengan dibukanya pengiriman kargo, Indah berharap pengiriman jenazah menuju Rampi tidak menjadi sangat mahal. Perlu diketahui, untuk mengirim jenazah ke Rampi, keluarga jenazah harus merogoh kocek Rp 50 juta.

"Sehingga masyarakat tidak membutuhkan biaya yang terlalu mahal. Kemarin Rp 50 juta itu nonsubsidi. Kalau kargo jauh lebih murah," kata dia.

Untuk perbaikan jalan menuju Rampi, lanjut Indah, desain pembangunannya baru akan selesai tahun ini. Hal inilah yang menyebabkan dirinya mendorong segera dipercepat perbaikan sarana transportasi udara ke daerah itu.

"Kalau Rampi ini masih didesain. Fokusnya tahun ini masih desain," kata Indah. (fiq/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads