Dubes Rusia Anggap Hoax, 'Propaganda Rusia' Disebut TKN Hanya Istilah

Dubes Rusia Anggap Hoax, 'Propaganda Rusia' Disebut TKN Hanya Istilah

Yulida Medistiara - detikNews
Kamis, 14 Feb 2019 07:55 WIB
Foto: dok. pribadi
Jakarta - Dubes Rusia untuk Indonesia membantah istilah 'propaganda Rusia' dan artikel yang ada di Rand Corporation. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyatakan pada intinya menghormati hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia.

"Kami sangat menghormati hubungan diplomatik antara kedua negara, Indonesia-Rusia, yang sangat bersahabat dan erat," kata Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily saat dihubungi, Rabu (13/2/2019) malam.

Menurut Ace, istilah propaganda Rusia tidak merujuk pada adanya intervensi politik dari negara Rusia. Melainkan merujuk pada istilah yang muncul pada 2016.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekali lagi, perlu kami tegaskan bahwa pernyataan Pak Jokowi yang waktu berbicara sebagai Capres tentang propaganda Rusia hanyalah sebuah istilah dan tidak berhubungan dengan intervensi negara Rusia pada proses politik di Indonesia," ujarnya.


"Istilah Propaganda Rusia, mulai populer setelah RAND Corporation menerbitkan artikel berjudul The Russian "Firehouse of Falsehood" Propaganda Model yang ditulis oleh Christopher Paul dan Miriam Matthews. Artikel itu tercatat diterbitkan RAND tahun 2016. Artinya istilah itu sudah mulai populer sejak 3 tahun yang lalu. Murni istilah dan referensi akademik," ucap Ace.

Ace mengatakan penggunaan metode propaganda Firehose of Falsehood diduga dipakai di beberapa negara dalam proses politiknya. Oleh karena itu Ace menilai istilah itu sudah menjadi bagian metode baru.

"Penggunaan methode propaganda Firehose of Falsehood, ditenggarai digunakan dalam berbagai proses politik elektoral di Brazil, Mexico dan terakhir juga di Venezuela. Sehingga sudah menjadi bagian dari metode perpolitikan baru di era post-truth. Jadi, istilah ini berkembang dan tidak ada hubungan dengan intervensi negara Rusia dalam persoalan domestik di negara-negara dimana methode itu digunakan," ujarnya.



Sebelumnya Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva, membantah istilah 'propaganda Rusia' dan kini juga bicara soal Rand Corporation. Menurut Vorobieva, istilah 'propaganda Rusia' tidak berdasar dan bukan hal yang nyata. Dia menegaskan istilah itu tidak bersumber dari Rusia, melainkan buatan Amerika Serikat.

"Dengan disebutkannya propaganda Rusia, istilah itu sendiri sebenarnya dibuat sebagai propaganda Amerika Serikat. Karena istilah ini dibuat oleh Rand Cooperation pada tahun 2016 saat Amerika Serikat menyelenggarakan pemilu. Dan istilah ini tidak memiliki dasar di dunia nyata," ucap Vorobieva, saat press briefing di kediamannya, Jl Karet Pedurenan No 1, Jakarta Selatan, Rabu (13/2).

Vorobieva menegaskan hoax dan fake news yang beredar di media sosial tidak bersumber dari Rusia. "Istilah ini diperkenalkan secara salah," tegasnya.



Tonton juga video 'JK Tepis Ada Propaganda Rusia di Pilpres 2019':

[Gambas:Video 20detik]

(yld/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads