Grace menjelaskan, ada dua ancaman yang membayangi persatuan Indonesia. Pertama, keberadaan kaum intoleran yang tiap harinya mengumbar kebencian. Kedua, keberadaan para koruptor yang melemahkan gerakan persatuan masyarakat.
"Jadi kalau ada orang menyebut dirinya nasionalis, tapi di belakang masih mencuri uang rakyat. Mereka lebih pantas kita sebut nasionalis gadungan," ucap Grace disambut sorak sorai kader dan simpatisan PSI yang memadati Hall JEC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: PSI Serukan Hapus Pasal Penodaan Agama |
Tak hanya para koruptor, lanjut Grace, label nasional gadungan juga pantas disematkan kepada mereka yang mengaku nasionalis tapi turut meloloskan perda-perda agama yang diskriminatif. Juga mereka yang bungkam saat terjadi tindak intoleran.
"Nasionalis gadungan adalah kekuatan politik tengah yang bungkam, diam seribu bahasa ketika Ibu Meliana dipersekusi. Nasionalis gadungan tidak bersuara ketika rumah-rumah ibadah ditutup," tegasnya.
Grace lalu menyinggung partai yang dipimpinnya. Menurutnya, PSI hadir untuk mendongkrak status quo yang ada. Pihaknya juga ingin menghadirkan perubahan.
"Bahwa kaum nasionalis-moderat perlu suntikan darah segar. Sebuah fraksi baru di parlemen, untuk menemani kelompok nasionalis-moderat yang sudah ada, agar lebih berani dan tegas dalam menegakkan persatuan," tutupnya.
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di detik.com/pemilu (ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini