"Atase Polri di Kuala Lumpur dan tim KBRI Kuala Lumpur sudah dan terus akan berkoordinasi dengan pihak PDRM dalam proses penyelidikan kasus tersebut," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
Dedi menyampaikan Atase Polri dan KBRI di Kuala Lumpur telah meminta keluarga Nuryanto dan Ai memberikan data DNA untuk pembuktian secara ilmiah terkait identitas korban. Form sidik jari kedua korban juga sudah dimintakan kepada PDRM untuk dicocokkan dengan data kependudukan Indonesia.
"Sudah minta pihak keluarga kedua korban untuk memberikan data DNA guna konfirmasi identitas tubuh korban. Polri juga sudah koordinasi dengan Atase Polri KBRI Kuala Lumpur dan tim Konsuler KBRI Kuala Lumpur untuk mengajukan permintaan form sidik jari kedua korban untuk mencocokkan identitas kedua korban pembunuhan tersebut," jelas Dedi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada 26 Januari lalu, publik Malaysia digemparkan oleh penemuan mayat laki-laki dan perempuan yang dimutilasi di pinggir Sungai Laboh, Selangor. Dari hasil penelusuran keluarga, kedua mayat itu mengarah pada Nuryanto dan Ai.
Pihak keluarga baru mengetahui ternyata Nuryanto pergi bersama Ai ke Malaysia pada 17 Januari. Sang istri, Meli Rahmawati (33), hanya mengetahui sang suami pergi sendiri ke Malaysia untuk menagih uang hasil penjualan tekstil di sana sebesar Rp 7 miliar.
Selama di Malaysia, Nuryanto diketahui tiga kali pindah hotel dan selalu ada komunikasi dengan keluarga. Namun, pada Senin, 22 Januari, hilang kontak. Nuryanto tak bisa dihubungi. (aud/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini