"Keterangan istrinya yang dua hari sebelum kejadian itu juga dibanting, jadi dia dua kali membanting korban, dijerembabkan di kasur," kata Wakapolresta Depok, AKBP Arya kepada wartawan di Polresta Depok, Jalan Margonda Raya, Pancoran Mas, Depok, Senin (11/2/2019).
Arya mengatakan insiden Hari membanting anaknya yang berumur dua tahun itu terjadi pada Jumat (8/2). Kejadian itu berawal dari cekcok pelaku dengan istrinya pada dua hari sebelumnya. Dia kemudian melampiaskan kemarahannya dengan membanting korban di depan istrinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pada Jumat (8/2), Hari membanting korban lagi dengan alasan tidak ada makanan di rumah. Saat itu istri Hari sedang tidak berada di rumah sehingga dia melampiaskan emosinya dengan menganiaya korban.
"Pelaku marah lagi, bukan ke istrinya malah ke anaknya itu akhirnya, dicubitin, dipukul, disiksa, dibanting ke kasur, kemudian nafas mulai lemah saat itu, kejang kejang," jelas Arya.
Arya menjelaskan korban meninggal karena ada darah yang masuk ke dalam kepala. Selain itu, hasil visum juga menunjukkan ada bekas penganiayaan di bagian paha.
"Yang menyebabkan kematian itu ada cairan yang rembes ke kepala korban, karena dibanting terus ada cairan darah yang rembes ke kepala, lain lain ada tanda penganiayaan juga, sekitar paha," ucap Arya.
Sementara itu, Hari Kurniawan mengungkapkan alasannya tega membunuh anak tirinya sendiri. Hari mengaku sedang mabuk dan kesal lantaran cekcok dengan istri karena masalah ekonomi.
"Mabuk saya mabuk minuman, terus cekcok sama bini masalah ekonomi," ungkap Hari.
Hari juga merasa iri karena istrinya kerap pilih kasih dalam merawatnya. Selain itu, dia menganiaya korban karena merasa mendengar bisikan.
"Ya karena iri-irian, iri-irian contohnya pilih kasih, milih milih, istri juga sempat aniaya anak saya, lalu kayak ada yang bisikan, terus saya banting," jelas Hari. (knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini