"Apakah partai akan mengambil langkah tindak lanjut? Tentang ini saya belum mau berkomentar. Kita menunggu arahan ketum (Tommy Soeharto) dan juga pandangan Ketua Wantim (Titiek Soeharto), Ketua Wanhor (Tedjo Eddy), para waketum dan tokoh lainnya," kata Sekjen Berkarya Priyo Budi Santoso kepada wartawan, Senin (11/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sikap Pak Muchdi adalah pendapat dan manuver pribadi beliau yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan Partai Berkarya," tuturnya.
"Partai Berkarya tetap pada garis keputusan dukung penuh Prabowo-Sandi dan tidak berpaling kepada yang lainnya. Kami tidak bergeser sedikitpun. Kami memerintahkan kepada semua DPW dan DPD se-Indonesia, semua ormas pendiri dan didirikan, para caleg semua tingkatan, dan relawan se-Indonesia untuk tetap fokus pada dwi sukses partai, yaitu sukses menang legislatif dan sukses Prabowo presiden," lanjut Priyo.
Lantas, bagaimana dengan anggapan Partai Berkarya merupakan parnoko alias partai nol koma? Priyo optimistis Berkarya bisa lolos ke parlemen sesuai ketetapan ambang batas sebesar 4%.
"Survei-survei itu tidak ngaruh. Kami punya survei tersendiri dan itu cukup menggembirakan. Kami punya cara dan strategi tersendiri untuk tidak sekadar hanya lolos dari lubang jarum threshold 4%. Target kami lebih dari itu," tegas Priyo.
Muchdi PR hadir dalam agenda deklarasi dukungan 1.000 purnawirawan untuk Jokowi dan Ma'ruf Amin di Pilpres 2019, Minggu (10/2). Eks Danjen Kopassus itu mengaku punya alasan khusus mengapa memilih mendukung Jokowi. Menurutnya, Jokowi sudah berbuat banyak selama hampir 5 tahun memimpin Indonesia.
"Pertama, karena saya melihat Pak Jokowi ini sudah berbuat banyak selama 5 tahun ini. Itu jelas pembangunan yang dirasakan oleh masyarakat dan rakyat Indonesia sudah jelas kan," kata Muchdi.
Saksikan juga video 'Partai Berkarya: Sukarno dan Soeharto Melekat pada Diri Prabowo':
(tsa/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini