"Saya pikir ini pentingnya untuk didalami peristiwa demi peristiwa, apakah ini peristiwa yang by design atau tidak. Ini segera harus dicari tahu jawabannya," ujar Moeldoko di Hotel Bidakara, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Senin (11/2/2019).
Moeldoko mengatakan tidak menutup kemungkinan hal ini berkaitan dengan pilpres. Namun, menurutnya, pihaknya tidak akan membuat polemik dengan menduga motif di balik kejadian tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika tidak dituntaskan, kata Moeldoko, maka tidak diketahui pasti motif teror pembakaran itu. Moeldoko juga ragu jika pembakaran ini disebut kebetulan.
"Kalau nggak (didalami) nanti kita menjadi tidak tahu bahwa ini by design ternyata. Bisa ini by design, bisa kebetulan, tapi kalau kebetulan ini kenapa berantai, ini kita sedang mendalami," sambungnya.
Baca juga: Teror Pembakaran Mobil Merambah ke Grobogan |
Moeldoko mengatakan saat ini polisi tengah mengambil langkah untuk melakukan pengecekan. Dia menekankan kasus ini harus diusut karena menyangkut ketertiban dan keamanan.
"Saya pikir polisi sudah mengambil langkah, tidak boleh ini terus-terusan terjadi karena ini menyangkut rasa kenyamanan, ketertiban, keamanan. Jadi polisi sudah bekerja," ujar Moeldoko.
Sebelumnya, Polri memastikan teror pembakaran di Jateng tidak dilatarbelakangi dendam pelaku kepada korban. Polri menyebut ada kelompok orang yang sengaja ingin menyampaikan pesan teror kepada warga Jateng.
"Ini kan hanya sebagian kecil kelompok yang ingin menyampaikan teror. Ada beberapa petunjuk, hampir semua korban itu tidak ada masalah dan kaitannya dengan dendam," kata Kadiv Humas Polri Irjen Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/2).
Aksi pembakaran maupun percobaan pembakaran sudah terjadi 17 kali di Kota Semarang, 8 kali di Kabupaten Kendal, dan 1 kali di Kabupaten Semarang.
(dwia/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini