"Pilpres ini bukan Perang Badar, Armageddon. Ini adalah ajang demokrasi kita, yang diharapkan bisa menghasilkan kepemimpinan yang baik untuk kita semua," ujar TGB kepada wartawan saat menghadiri konferensi pers 'Fitnah dan Hoax Seputar Agama' Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin di Posko Cemara, Jalan Cemara, Jakarta Pusat, Kamis (7/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka sekali lagi kita semua sebagai anak bangsa ini berada dalam kontestasi fastabikhul khoirat atau berlomba dalam kebajikan," lanjutnya.
Menurut TGB, situasi menjelang pemilu saat ini diramaikan oleh maraknya penyebaran hoax. Jika hal itu tidak dihentikan, TGB mengatakan dampak penyebaran hoax itu akan terus berlanjut setelah hari pencoblosan.
"Perhelatan 17 April tapi kalau kita tetap memompa hoax ke ruang publik, bisa jadi dampaknya akan panjang sekali," lanjutnya.
"Kepada kita semua sebagai anak bangsa, sinergi kita ke depan pasca-17 April akan sulit untuk solid mendukung pemimpin yang ada, karena kemudian kita harus menangani dampak yang kita tanam dari hoax dan fitnah," kata TGB.
TGB mengingatkan semua pihak untuk tak menghalakan segala cara agar menang pada pemilu. Menurut dia, jangan sampai kontestasi pilpres itu menafikan persaudaraan di antara anak bangsa.
"Jangan sampai kemudian karena tradisi hoax yang dikembangkan untuk mendapatkan kemenangan, lalu kemudian generasi selanjutnya dianggap biasa. Lalu menjadi pola yang direplikasi," lanjutnya.
"Kita bisa bayangkan pola di pilpres ini kemudian akan dimanfaatkan di pilkada-pilkada, betapa bahayanya persaudaraan kita sebagai anak bangsa," ujar TGB.
Pernyataan mengenai Armageddon ini sebelumnya sempat disampaikan oleh Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais. Amien menyebut 17 April 2019, yang merupakan tanggal pilpres, ibarat sebuah pertarungan.
"Ini pertarungan Baratayuda, Armageddon, sudah kurang dari empat setengah bulan. Jadi kita harus betul-betul konsolidasi," kata Amien dalam video pertemuan yang menyebar di kalangan Muhammadiyah, Jumat (30/11/2018).
Armageddon diketahui bermakna bencana besar atau biasa juga disebut sebagai akhir zaman. Bahkan ada juga yang memaknainya sebagai kiamat.
Amien Rais juga pernah mengibaratkan pilpres sebagai Perang Baratayuda politik. Tak hanya itu, dia juga mengingatkan masyarakat untuk menggunakan mental Perang Badar dalam menghadapi pemilu.
"9 Juli itu semacam Baratayuda politik. Seram di sini tapi mungkin kecil-kecilan. Tapi Saudara-saudaraku, kita harus khusnul yang bulat dan jangan ragu-ragu," ujar Amin saat memberikan ceramah singkat di Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa, 27 Mei 2014.
"Kita pakai mental Perang Badar, jangan pakai mental Perang Uhud. Perang Uhud itu kan wani piro? Kalau Perang Badar nanti, yang penting kita bersatu sebagai bangsa. Siapa pun pemenangnya nanti," kata mantan Ketua Umum PAN itu.
Saksikan juga video 'Jokowi Ofensif, Fadli Zon: Dia Mulai Putus Asa':
(knv/knv)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini