Aksi yang awalnya damai tiba-tiba berujung kericuhan. Para pedemo yang datang ternyata telah menyiapkan balok kayu dan batu. Aparat memperingatkan massa agar tidak bertindak anarkis. Namun peringatan itu tidak digubris.
Mereka semakin beringas dan mulai menyerang dan menimpuk aparat keamanan menggunakan balok kayu dan batu. Tim pertama yang merupakan negosiator kemudian mundur berganti pasukan lapis kedua menahan laju pergerakan massa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Hari ini kita melibatkan 370 personel gabungan dari TNI dan Polres Sukabumi Kota, untuk kekuatan TNI sendiri kita bersama Yonif dan bantuan backup dari Kodim 0622 Kabupaten Sukabumi. Dalam skenario ini selain membubarkan massa ada tim juga tim yang mengamankan kotak suara dan komisioner KPU untuk dibawa ke tempat yang aman," kata Dandim 0607 Sukabumi Letkol (Inf) Mujahidin kepada awak media, Kamis (7/2/2019).
Mujahidin menegaskan pihaknya mengedepankan sinergitas antara TNI dan Polri bagaimana dua kesatuan tersebut bisa bahu membahu melakukan pengamanan-pengamanan yang diperlukan ketika aksi anarkis nantinya benar-benar terjadi.
"Kita kedepankan sinergitas TNI Polri dalam melakukan pengamanan aksi, tapi kita sama-sama berdoa semoga semua tahapan berjalan dengan kondusif. Ini hanya bentuk antisipasi dan mengecek sejauh mana kesiapan personel menghadapi kejadian seperti ini, intinya kami dari TNI dan Polri selalu siap kapanpun dibutuhkan ketika ada gangguan-gangguan keamanan," tutur Mujahidin.
![]() |
Saksikan juga video 'Wiranto, Kapolri, Hingga Anies Gelar Vicon Pengamanan Pemilu 2019':
(sya/bbn)