"Kalau yang soal mark up ini kayaknya nggak bisa pakai data lagi. Itu sudah jadi rahasia umum menurut saya," kata politikus Gerindra Muhammad Syafii di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (7/2/2019).
Syafii berbicara lebih jauh soal kritik JK terkait pembangunan LRT Jabodetabek. Saat itu, JK menilai proyek tersebut terlalu mahal karena biaya pembangunannya membengkak hingga Rp 500 miliar per kilometer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kalau dia (JK) secara internal yang duduk sebagai wapres sudah berkomentar seperti itu, saya kira memang ini bukan perlu data lagi. Itu memang sudah menjadi rahasia umum," imbuh dia.
Syafii berharap pemerintah bisa berkomitmen untuk menggunakan anggaran negara seefisien mungkin. Dia ingin anggaran negara tak digunakan untuk pembangunan yang sia-sia.
"Yang diperlukan sekarang adalah komitmen dari pemerintah ke depan agar memang menggunakan anggaran seefektif mungkin, sehingga dengan dana yang ada kita bisa melakukan pembangunan yang maksimal," tuturnya.
Sebelumnya, Prabowo Subianto memperkirakan sekitar 25% anggaran negara 'bocor'. Prabowo menyebut tentang 'kebocoran' anggaran negara itu sudah ia hitung dan tulis di bukunya.
Prabowo kemudian menjelaskan penyebabnya. Capres nomor urut 02 itu menyebut kondisi seperti ini terjadi terus-menerus.
"Proyek yang harganya 100 dibilang 150. Itu namanya apa, penggembungan, namanya mark up. Harga 100 dia tulis 150. Bayangkan, jembatan harga 100 ditulis 150. Dan ini terjadi terus-menerus. Kita harus objektif masalah ini sudah jalan lama. Ini harus kita hentikan dan kurangi," kata Prabowo saat berpidato di HUT ke-20 Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) di Hall Sport Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (6/2).
JK Kritik Proyek LRT Mahal, Apa Kata BPN Prabowo? Simak Videonya:
(gbr/tor)