Wajah Eni penuh lebam saat ditemui detikcom di rumahnya di Kampung Bojong Bunut, Lebak Wangi, Serang, Banten. Dia baru pulang tiba di rumah pada Selasa (5/2).
"Satu, dua, tiga bulan kerja, ada pukulan, jambakan rambut. Setiap hari satu kali saya dijederin ke tembok. Karena keseringan dijambak, rambut jadi rontok, tipis," ujar Eni saat ditemui, Rabu (6/2/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bilang, 'Madam, telinga (saya) luka', minta ke rumah sakit. Tapi katanya nggak boleh, saya disiram sama air panas, ngelepuh jadinya," kata Eni.
Eni kemudian disekap di kamar mandi sehingga membuat sakitnya bertambah.
"Makan sama roti, dikasih 1 atau 2 kali. Kadang nugget kecil bekasan dia (majikan), pagi nganterin, dilemparin, dikunci lagi. Kayak ngasih kambing," ujarnya.
Tak tahan dengan siksaan, Eni kembali meminta dipulangkan. Dia lalu diberi uang seadanya.
"Saya mohon-mohon dipulangkan, terus diantar sama majikan, dikasih uang tiket sama uang gaji. Itu uang tiket saja kekurangan, sampai saya nambahin dari gaji saya," ujarnya.
Kakak Eni, Santari, menyebut saudaranya itu berangkat lewat jalur resmi. Tapi keluarga kaget saat melihat kondisi terkini Eni yang berbeda saat berangkat.
"Tadi langsung dibawa ke rumah sakit, diperiksa. Keluarga nangis semua begitu (dia) pulang," ujar Santari. (bri/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini