Seperti dilansir Reuters, Rabu (6/2/2019), tuduhan kekerasan seksual ini dilaporkan oleh media ternama Amerika Serikat, New York Times dan media-media lokal Costa Rica. Disebutkan oleh pelapor bahwa tindakan kekerasan seksual itu terjadi di kediaman Arias di San Jose tahun 2014 lalu.
Sang pelapor yang berprofesi sebagai dokter telah melaporkan tindak kekerasan seksual ini kepada pihak berwenang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam pernyataan melalui pengacaranya, Arias menyangkal tuduhan ini. "Saya dengan tegas menolak tuduhan terhadap saya. Saya tidak pernah tidak menghormati wanita manapun," tegas Arias dalam pernyataannya.
Diketahui bahwa Arias yang kini berusia 78 tahun, menjabat Presiden Costa Rica sebanyak dua periode, yakni tahun 1986-1990 dan tahun 2006-2010. Tahun 1987 silam, Arias meraih Nobel Perdamaian.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian Publik Costa Rica membenarkan bahwa seorang wanita mengajukan laporan hukum terhadap Arias pada Senin (4/2) waktu setempat. Detail soal laporan hukum itu tidak disebut lebih lanjut.
Laporan New York Times menyebut laporan hukum itu tengah ditangani oleh jaksa federal Costa Rica.
Sang pelapor disebut sebagai aktivis antinuklir yang kerap bertemu Arias, yang mendukung aktivitasnya. Disebutkan juga bahwa si pelapor baru mengajukan laporan baru-baru ini karena terinspirasi gerakan #metoo yang melawan kekerasan seksual secara global.
Dalam laporannya, si pelapor menyebut Arias menyentuh payudaranya dan meraba ke dalam pakaiannya. Menurut New York Times, si pelapor tidak berniat meminta ganti rugi dari Arias.
(nvc/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini