"Kita harus dukung kembali Pak Jokowi di periode kedua. Tapi saya ingin juga kita dewasa. Di negara yang berasas demokrasi, pro kontra itu soal biasa. Suka atau tidak suka itu soal biasa. Ada yang pro pemerintah, ada yang tidak suka pemerintah," kata Agum di Bambu Restoran, Jalan TB Simatupang, Jakarta Timur, Selasa (5/2/2019).
Agum menyebut selama ini nama Cijantung diidentikan dengan Kopassus. Meski begitu, menurut Agum, Cijantung tak bisa diidentikkan dengan satu orang yang pernah memimpin pasukan elite.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Politisi Golkar itu juga menceritakan perjalanannya selama masih aktif sebagai anggota TNI dan tinggal di Cijantung hingga 1997. Cerita itu dilanjutkan dengan awal perkenalan Agum dengan Jokowi pada 2011.
Saat itu Agum sedang menjabat Ketua PSSI dan sedang menyiapkan Kongres di Solo. Di sana dia melihat sosok Jokowi yang menurutnya sederhana.
"Selama 10 hari dengan beliau, wali kotanya kayak bukan wali kota. Sederhana sekali. Tidak pernah ada pengawal. Nanti kalau sudah siang pak Jokowi ajak makan pinggir jalan. Tapi yang saya tahu pula, beliau itu kan dua periode, ketika periode kedua, saya tahu beliau tanpa kampanye. Dia mendapatkan 90 persen lebih suara," ujarnya.
Meski hadir di deklarai Jokowi-Ma'ruf, Agum yang juga menjabat Ketua Umum Persatuan Purnawirawan dan Warakawuri TNI-Polri (Pepabri) menegaskan organisasi itu netral. Namun setiap anggota Pepabri bebas menyatakan pilihannya secara individu.
"Saya ketua umum Pepabri. Saya sudah koordinasi dengan PPAD, PPAL, dan PPAU Polri dan Veteran bahwasanya kita sebagai organisasi Pepabri, PPAD PPAL, PPAU sebagai satu kelembagaan kita akan bersikap netral sebagai lembaga," kata Agum.
Agum meminta perbedaan pilihan dalam antara anggota Pepabri tak berlarut hingga pemilu berakhir. Dia pun meminta perbedaan itu selesai saat pemilu usai.
"Penekanan saya adalah perbedaan memilih ini sifatnya sementara. Perbedaan memilih ini harus berakhir dan akan berakhir ketika pilpres berakhir. Begitu pilpres berakhir tidak ada lagi perbedaan. Hormati apapun yang menjadi keputusan demokrasi," ucapnya.
Dalam acara itu, relawan Bravo Cijantung juga membacakan deklarasi dukungan untuk Jokowi. Berikut isi deklarasinya:
Kami putra putri kompleks Cijantung yang sekarang berkumpul di ruangan ini.
Dengan ini menyatakan ketegasan tekad untuk mendukung Joko Widodo dan Ma'ruf Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2019 - 2024.
Kami mendukung NKRI yang menjunjung kebhinekaan yang toleran dalam menegakkan Pancasila dan UUD 45 agar cita-cita Indonesia yang maju dan jaya terwujud.
Kami hanya membutuhkan pempimpin yang memiliki rekam jejak masa lalu yang bersih.
Pemimpin yang anti korupsi. Pemimpin yang tegas, jujur, amanah, serta dapat membuat perubahan ke arah Indonesia yang lebih baik.
Kami hanya mendukung pemimpin yang telah memperlihatkan kerja dan prestasi yang nyata. Bukan yang lain.
Tonton juga 'Jokowi Sebut Ada Propaganda Ala Rusia, Kedubes Angkat Bicara':
(idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini