Kelima orang ini adalah Iskandar, Idris, Idrus, Umar, dan Ansar. Mereka merupakan nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK) KM Mitra Setia yang karam di perairan Pangkep, Selasa (22/1). Mereka berlayar dari Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), membawa 60 ekor sapi dan kuda menuju Jeneponto.
"Saat kami masuk di perairan Jeneponto, kapal yang kami bawa dihantam badai dan ombak setinggi 6 meter hingga terbalik. Semua barang dan puluhan ekor sapi dan kuda tidak ada yang selamat. Hanya, kami berlima dan satu Alquran yang selamat," kata nakhoda kapal, Iskandar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama 3 hari 3 malam di lautan, mereka bertahan hidup dengan hanya berpegangan di styrofoam berukuran 2 x 3 meter dihantam ombak. Mereka pun hanya memakan beberapa bungkus krupuk yang mereka temukan mengapung. Untuk minum mereka hanya bisa menengadah ke langit saat hujan turun.
"Selama tiga hari tiga malam itu, kami hanya berpegangan di sebuah gabus (styrofoam) ukuran 2 x 3 meter. Kami hanya makan kerupuk yang mengapung, kalau minum langsung dari air hujan saat turun karena tidak ada wadah. Kami terus berdoa bisa selamat dari maut," lanjutnya.
Setelah terombang-ambing selama tiga hari, mereka pun terdampar di salah satu pulau kecil di Selayar, Sulawesi Selatan, Jumat (25/1), yang jaraknya mencapai 230 mil dari lokasi awal mereka tenggelam. Dari sana, mereka meminta bantuan ke warga menghubungi keluarga mereka di Pangkep.
"Kami tidak pernah patah arang selama itu. Kami terus berdoa agar diberi keselamatan. Kami terseret sejauh 230 mil hingga terdampar di salah satu pulau kecil di Selayar. Di sana kami minta bantuan," sebutnya.
Meski mengalami kerugian mencapai Rp 1,5 miliar, mereka mengaku bersyukur masih bisa kembali ke kampung halaman mereka dan berkumpul bersama keluarga. Rencananya, mereka kembali ke pulaunya setelah ada kapal yang berangkat menuju ke sana.
Oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangkep, kelima orang ini diterbangkan dari bandara Selayar ke Makassar. Mereka diterima langsung oleh Bupati Pangkep di rumah Jabatan dan diberi bantuan 100 kilogram beras dan uang Rp 5 juta per orang.
"Keseluruhan biaya dari Selayar sampai Pangkep kami tanggung hingga ke pulaunya kembali, pemerintah pun memberikan bantuan 100 kg beras serta uang tunai 5 juta per orangnya," kata Bupati Pangkep Syamsuddin Hamid. (rvk/rvk)