"Saya lihat keduanya ada, kenapa? Pertama sebagai incumbent Jokowi punya self confident, mungkin memiliki kekuatan riil politik, sekarang sebagai incumbent tak salah juga kalau punya kepercayaan diri. Dibanding 2014 iya, mungkin sebagai orang yang baru masuk gelanggang saat itu gaya bicaranya berbeda dengan saat ini sebagai petahana. Apakah ada kekhawatiran? Itu juga tak salah, pada situasi elektoral saat ini belum aman-aman banget, karena kan masih ada swing voters yang jumlahnya lebih besar," ujar pakar komunikasi politik Gun Gun Heryanto saat berbincang, Minggu (3/2/2019).
Menurut Gun Gun sebetulnya gaya komunikasi Jokowi adalah equalitarian yang mengedepankan kesetaraan dengan pesan-pesan tentang harmoni. Gaya bicara ini berbeda dengan dynamic style yang cenderung lebih bebas, kata Gun Gun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Gun Gun mencatat biasanya yang melontarkan gaya ofensif adalah kubu penantang. Dia sedikit menyinggung pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) ketika Barack Obama pada 2008 tampil menyerang kubu Partai Republik yang merupakan partai penguasa kala itu. Obama lalu membawa slogan 'Change We Need' atau 'Change We Can'.
"Bagi seorang incumbent, hal prioritas untuk persuasi adalah menarasikan success story, apa yang sudah dilakukan di bidang hukum HAM, hubungan internasional, infrastruktur. Jangan sampai narasinya dikontrol kubu penantang dan kemudian petahana terjebak kontrol narasi," kata Gun Gun.
Baca juga: Serangan Bertubi-tubi Jokowi ke Prabowo |
Sebelumnya, dalam satu rangkaian kampanye, Jokowi melemparkan 'peluru' tajam di Semarang dan Surabaya. Jokowi mengungkit soal negara bubar dan punah, kasus hoax Ratna Sarumpaet, selang darah yang disebut dipakai 40 kali, hingga soal ada yang menyamakan Indonesia dengan Haiti.
"Orang banyak lihat, saya ini kurus, iya saya ini kurus. Tapi perlu saudara-saudara ketahui, saya tidak pernah takut apa pun untuk... saya tidak pernah takut apa pun untuk kepentingan nasional kita, untuk kepentingan bangsa kita, untuk kepentingan rakyat," kata Jokowi di Semarang, kemarin (2/2).
Ikuti perkembangan terbaru Pemilu 2019 hanya di detikPemilu. Klik di sini (bag/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini