Sebut PKS Tak Dapat Efek dari Prabowo, Sohibul Minta Kader Kerja Ekstra

Sebut PKS Tak Dapat Efek dari Prabowo, Sohibul Minta Kader Kerja Ekstra

Nur Azizah Rizki Astuti - detikNews
Rabu, 30 Jan 2019 14:13 WIB
Presiden PKS Sohibul Iman (Nur Azizah/detikcom)
Jakarta - Presiden PKS Sohibul Iman menyemangati para kadernya bekerja keras memenangi Pileg dan Pilpres 2019. Hal itu disampaikan Sohibul lantaran dirinya merasa PKS tak akan mendapatkan coattail effect dari pencalonan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Awalnya Sohibul menyampaikan pemilu serentak ini menghasilkan beragam implikasi. Salah satunya penambahan jumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang berimplikasi bertambahnya kebutuhan saksi.

"Oleh sebab itu, jumlah TPS diperbesar, jumlah pemilih di TPS dikurangi. Yang biasanya 500 sekian ribu, sekarang 805 ribu. Implikasi ini bagi partai politik tentu sangat berat, termasuk bagi PKS, karena menyediakan saksi 805 ribu, itu sangat berat," ujar Sohibul di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (30/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain masalah saksi, Sohibul menyebut ada hal yang lebih besar, yaitu memenangi pemilu serentak. Sohibul meminta para kadernya bekerja dua kali lebih keras karena PKS tak mendapatkan efek ekor jas dari pencalonan Prabowo-Sandi. Efek ekor jas adalah pengaruh tingkat keterpilihan partai yang didapatkan partai politik dari capres atau cawapres yang diusung.

"Karena bagi partai seperti PKS, kita harus bekerja 2 kali, kita harus memasarkan calon presiden dan wakil presiden, kita juga harus memenangkan partai kita. Sementara bagi partai yang memiliki capres-cawapres mereka bisa sekali jalan, mempromosikan capres dan cawapres mereka, itu sama dengan mempromosikan partai," katanya.

"Jadi saudara kita di Gerindra memasangkan Pak Prabowo dan Sandi itu udah otomatis memasarkan Gerindra. Demikian juga yang di sebelah sana, memasarkan Pak Jokowi itu sama dengan memasarkan PDIP, dan memasarkan Pak Ma'ruf Amin kurang lebih sama dengan memasarkan PKB," imbuh Sohibul.

Sohibul menyatakan mempromosikan Prabowo-Sandi tidak otomatis mengangkat PKS. Ia juga menceritakan keluhan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Twitter saat diminta 'turun gunung' untuk memenangkan paslon yang diusungnya.


"Saya bilang keluhan Pak SBY di Twitter maupun ketika kemarin saya dengar cerita dari tim materi debat, bertemu dengan Pak SBY dan diminta Pak SBY untuk lebih banyak turun ke bawah, jawaban Pak SBY adalah 'kami sedang setengah mati memikirkan memperjuangkan bagaimana Demokrat bisa tetap eksis'," sebut Sohibul.

Sohibul menilai problem yang dialami Demokrat terjadi juga pada partai koalisi Prabowo-Sandiaga yang lain. Ia lalu mengibaratkan koalisi pendukung Prabowo-Sandi seperti bola.

"Bola itu tertulis Prabowo-Sandi, di dalamnya ada Demokrat, PKS, PAN, Berkarya. Nah di bawah Prabowo-Sandi itu sedikit nyempil ada Gerindra. Sementara partai lain nggak kelihatan dalam bola. Kita tentu harus memikirkan, bagaimana kita bisa keluar dari dalam bola itu. Kita bisa nampak seperti nampaknya tulisan 'Prabowo-Sandi'. Di bawah tulisan Prabowo-Sandi harus nampak ada nama Partai Keadilan Sejahtera," ucap Sohibul, yang disambut pekikan takbir kader PKS.

Lebih lanjut, Sohibul juga meminta para kader fokus memenangkan Prabowo-Sandi di samping berjuang meraih kursi di parlemen. Sohibul menyebut kemenangan di legislatif akan semakin sempurna dengan presiden.

"Kita tetap berhajat bahwa capres dan cawapres kita harus menang. Kita tidak bisa, kalau begitu ustaz, ada yang mengatakan kepada saya, kita fokus kepada pileg saja. Tidak bisa, karena beberapa alasan. Alasan pertama adalah bahwa kemenangan kita di pileg itu akan jauh sempurna kalau kita juga menang di eksekutif. Begitu juga sebaliknya. Kemenangan pilpres, harus diikuti dengan besarnya anggota legislatif kita," paparnya.

PKS menargetkan 12 persen suara nasional. Sohibul menjabarkan janji-janji politik PKS seperti pembebasan pajak kendaraan bermotor roda dua serta pemberlakuan SIM seumur hidup akan dapat meningkatkan elektabilitas partainya.

"Dua isu ini insyaallah luar biasa mendapat tanggapan kepada masyarakat yang jumlah pemilik motor ini adalah sekitar 105 juta. Jika Allah memberi 105 juta, kalau rata-rata satu jumlah rumah tangga di kita ada 70 juta, jadi di satu RT kurang-lebih ada 1,5 motor. Kalau ini bisa kita tarik dengan janji kampanye ini, 10 persen saja kurang-lebih ada 10 juta orang, insyaallah bisa meningkatkan elektabilitas PKS," tegas Sohibul.


Simak Juga 'Fahri Hamzah Minta 5 Petinggi PKS Mundur!':

[Gambas:Video 20detik]


(azr/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads