"Seharusnya DPP PBB meminta maaf kepada FPI khususnya kepada sekjen PBB yang telah menghadap HRS di Mekah namun mengkhianati amanat HRS," ujar Novel kepada wartawan, Selasa (29/1/2019).
Menurut Novel, Ferry telah bersikap munafik. Dia menduga Ferry sebagai penyusup di PBB.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Novel mengungkit perjuangan FPI dan Persaudaraan Alumni 212 untuk PBB. Saat itu, kata Novel, FPI dan PA 212 berjuang dengan memberi semangat untuk kelolosan PBB sebagai partai peserta pemilu.
"Dan jangan lupa bahwa FPI dan PA 212 yang turun aksi langsung dipimpin oleh ketum FPI KH Sobri Lubis dan Ketum PA 212 KH Slamet Maarif di depan KPU memberikan spirit kepada PBB agar bisa masuk dalam peserta pemilu dan pernyataan Yusril mengajak langsung FPI untuk bergabung ke PBB," sebut Novel.
Sebelumnya diberitakan, Ferry mengaku tak masalah jika memang para aktivis FPI ingin undur diri massal. Namun, Ferry mengajak para kader itu untuk membicarakan persoalan tersebut secara baik-baik dan tidak mengedepankan emosi.
"Kalau caleg-caleg lain yang diutus oleh ormas lain dan tidak sepakat dengan PBB dan menginstruksikan, menarik pasukannya, silakan saja. Kita tidak kekurangan orang kok, tapi alangkah bijaknya jika tidak dibawa dengan emosi. Lebih bijak (komunikasi)," kata Ferry. (gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini