Seperti dilansir CNN, Senin (28/1/2019), profesor wanita bernama Lily Pereg (54) ini diketahui mengajar di University of New England di Australia. Pereg dilaporkan menghilang saat berkunjung ke Argentina bersama saudara perempuannya yang bernama Pirhya Sarusi (63).
Sarusi disebut berkewarganegaraan Israel, sedangkan Pereg berkewarganegaraan Australia. Kasus terjadi saat Pereg dan Sarusi mengunjungi putra Sarusi, Gil, di rumahnya yang ada di Mendoza, Argentina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gil, putra Sarusi, ditangkap polisi setempat terkait temuan jenazah ibunda dan bibinya ini. Dalam pernyataannya, kantor Jaksa Agung Argentina menyatakan Gil dijerat dua dakwaan pembunuhan. Motif pembunuhan tidak diungkap lebih lanjut.
Dalam wawancara singkat sebelum ditangkap pada Sabtu (26/1), Gil menyatakan tidak ada hal melanggar hukum yang terjadi di rumahnya. Dia bahkan melontarkan harapan agar ibu dan bibinya akan ditemukan dalam keadaan hidup.
"Tidak ada apapun di sini, tidak ada apapun yang ilegal di sini," ucap Gil dalam wawancara dengan media lokal, Todo Noticias, yang merupakan afiliasi CNN.
Saat diwawancara, Gil menolak untuk mengizinkan wartawan Todo Noticias masuk ke dalam rumahnya.
Secara terpisah, Moshe Pereg, yang merupakan saudara laki-laki dari Pereg dan Sarusi, menyatakan kepada CNN bahwa pemeriksaan awal di rumah Gil tidak berujung temuan apapun. Moshe menyebut bahwa Gil menyatakan Pereg dan Sarusi meninggalkan rumahnya pada 21 Januari malam hari dan menuju terminal bus setempat.
Oleh University of New England yang berkampus di Armidale, New South Wales, Pereg disebut sebagai pakar mikrobiologi yang memiliki spesialisasi pada mikrobiologi tanaman dan tanah. Pihak universitas menyebut Pereg mulai menjadi dosen tahun 2001 dan baru menjadi profesor penuh beberapa waktu terakhir.
"Belasungkawa mendalami kami pada keluarganya, teman, kolega dan mahasiswanya," demikian pernyataan University of New England menanggapi kematian Pereg.
(nvc/ita)











































