Ketua Forum Nelayan Gebang Subadi mengaku tak berani ambil risiko untuk melaut. Sudah lebih dari tiga hari Subadi tak melaut. Bahkan, lanjut dia, dari 5.600 nelayan yang ada di Gebang sebagian besar memilih tak melaut.
"Ini karena ada angin barat. Jadi, gelombangnya itu tinggi-tinggi. Bisa sampai 3 meter, membahayakan nelayan. Mayoritas nelayan memilih tidak melaut," kata Subadi saat berbincang dengan detikcom di Desa Gebangmekar, Kecamatan Gebang, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (25/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang melaut masih ada. Tapi di pinggiran saja, tak sampai ke tengah. Ya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," kata Subadi.
Subadi menambahkan saat cuaca buruk mayoritas nelayan memilih memperbaiki perahu, jaring, dan alat melaut lainnya.
Terpisah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta nelayan di Cirebon dan sekitarnya mewaspadai cuaca buruk yang mengakibatkan gelombang tinggi. Prakirawan Cuaca BMKG Stasiun Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn menyebutkan saat ini sejumlah wilayah dilanda angin kencang, termasuk Laut Jawa bagian utara Jawa Barat hingga Jawa Timur.
"Angin kencang itu disebabkan adanya awan gelap atau biasa disebut Cumulonimbus. Tak hanya menyebabkan hujan deras, awan gelap itu bisa menimbulkan angin kencang yang berdampak pada tingginya gelombang laut," kata Faa Iziyn melalui pesan singkatnya kepada detikcom, Jumat (25/1/2019),
Menurut Faa Iziyn, tinggi gelombang air laut di perairan Cirebon normalnya hanya 1 meter sampai 1,25 meter. Karena cuaca buruk, lanjut dia, gelombang perairan Cirebon bisa mencapai 3 meter.
(ern/ern)