Pada Pilpres 2014 silam, pasangan Jokowi-JK digoyang tabloid obor rakyat. Beragam serangan menyangkut sara diedarkan ke masyarakat, masuk ke masjid-masjid. Tabloid itu bernama Obor Rakyat. Tabloid propaganda menyerang Jokowi kala diproses hukum, setelah 2 tahun 4 bulan kasus berjalan, sejumlah pimpinannya masuk penjara.
Cerita soal tabloid Obor Rakyat kembali mengemuka seiring perpindahan haluan La Nyalla Mattalitti ke kubu Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. La Nyalla muncul dengan permintaan maaf plus 'pengakuan dosa' turut menyebar Obor Rakyat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski La Nyalla buka-bukaan, Gerindra menegaskan apa yang dilakukan La Nyalla itu bukan arahan parpol dan tim pemenangan Prabowo-Hatta Rajasa kala itu.
Di bulan-bulan menentukan jelang Pilpres 2019, muncul tabloid propaganda lagi. Kali ini bernama 'Indonesia Barokah'. Beda nama, beda pula isinya, giliran Prabowo-Sandiaga Uno yang diserang tabloid ini.
Tabloid ini mengarah ke para takmir masjid di derah, salah satunya Blora. Sontak hal ini jadi perhatian Bawaslu.
Sejauh ini telah terlacak 240 masjid di 12 kecamatan di Blora menerima kiriman tabloid politik tersebut. Setiap masjid menerima masing-masing satu amplop yang berisikan 3 eksemplar tabloid.
Warga yang tak sepakat dengan isi tabloid itu lapor ke Bawaslu Blora. Namun Bawaslu menyebut tabloid 'Indonesia Barokah' tidak mengandung unsur pidana Pemilu. Karenanya Bawaslu tidak akan membatasi peredaran tabloid tersebut. Hanya saja, peredarannya tetap akan dipantau.
Munculnya tabloid ini kembali jadi kontroversi. Tak hanya kubu Prabowo-Sandiaga, Tim Kampanye Nasional Jokowi juga mengecam peredaran tabloid bernuansa black campaign tersebut. Sampai kini siapa otak dan penyebarnya masih misterius. Akankah ada yang mengaku turut menyebarkan tablod ini? (van/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini