7-Eleven, yang memiliki lebih dari 20 ribu gerai di seluruh Jepang, mengatakan ingin "menciptakan lingkungan belanja yang tepat untuk semua pelanggan kami".
Mereka berencana menghentikan penjualan majalah porno secara bertahap hingga pertengahan tahun ini.
- Komik seks anak di Jepang, dicintai dan dibenci
- Perempuan Jepang dipaksa tampil di film porno
- Jepang larang kepemilikan pornografi anak
Langkah serupa ditempuh Lawson, yang memiliki sekitar 14.000 toko di negeri itu.
Toko kelontong, yang buka 24 jam, digemari oleh masyarakat Jepang karena menjual segala sesuatu, mulai minuman panas, makanan beku, serta kemeja kerja cadangan yang dibutuhkan pebisnis dengan tuntutan kerja tinggi.
Di toko-toko seperti itu, majalah seks biasanya dicampur dengan majalah lainnya pada rak yang diletakkan di bagian depan toko, dan terkadang diletakkan di bagian bawah rak.
- Sora Aoi: Bagaimana bintang porno Jepang menjadi 'guru seks' bagi generasi muda Cina
- Tetap dijual kartu bergambar bintang porno Jepang
- Seorang pria akui memfilmkan 34 perempuan yang sedang mandi
Para pengelola toko kelontong itu merasa khawatir kondisi seperti itu bisa memberi kesan negatif.
"Di masa lalu, 7-Eleven sebagian besar digunakan pelanggan pria untuk membeli minuman dan makanan cepat saji. Ragam produk lainnya disesuaikan dengan kenyataan itu," kata pihak 7-Eleven kepada kantor berita Reuters.
"Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir, ada perubahan peran dan pemanfaatan tokoh kami, karena konsumen berubah, di mana 7-Eleven menjadi tujuan belanja bagi keluarga, anak-anak dan orang tua juga."
7-Eleven mengatakan bahwa segala yang terkait dengan pornografi menyumbang keuntungan kurang dari 1%.
Kejuaraan dunia Rugby akan digelar September nanti, sedangkan Olimpiade Tokyo akan dimulai Juli 2020. (ita/ita)