Salah seorang perangkat Desa Kemiri, Giri menjelaskan bahwa peristiwa suami korban, Samiyem (60) bangun pada jam 03.00 WIB, Rabu (23/1/2019). Namun dia tak mendapati suaminya di kamar.
"Samiyem terus mencari keberadaan suaminya di dalam rumah. Karena tidak ketemu lalu dia (Samiyem) mencarinya lagi ke luar rumah dan akhirnya menemukan suaminya sudah gantung diri di samping rumah," katanya saat dihubungi wartawan, Rabu (23/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mendapati suaminya gantung diri, Samiyem lantas teriak minta tolong. Warga sekitar keluar rumahnya yang berada di Dusun Panggang, Desa Kemiri, Kecamatan Tanjungsari, Gunungkidul dan menghampirinya.
"Tahu ada yang gantung diri, warga langsung lapor ke Polsek Tanjungsari dan tidak lama kemudian polisi datang sama medis dari Puskesmas Tanjungsari," ucapnya.
Disinggung mengenai penyebab Kadi gantung diri, Giri tidak mengetahuinya secara pasti. Namun dari pengakuan pihak keluarga, yang bersangkutan mengidap penyakit prostat dan batu ginjal menahun.
"Keluarga (Kadi) tadi bilang kalau suaminya baru saja operasi prostat 2 bulan lalu, terus dilanjutkan operasi pengangkatan batu ginjal seminggu yang lalu. Ya penyebabnya mungkin sudah dioperasi tapi tidak sembuh-sembuh itu," ujarnya.
Saat dimintai konfirmasi terpisah, Kapolsek Tanjungsari AKP Sapto Sudaryanto membenarkan kejadian tersebut. Kadi ditemukan gantung diri dengan tali tampar berwarna cokelat.
"Berdasarkan keterangan dari Puskesmas Tanjungsari tadi, petugas medis tidak ada menemukan tanda-tanda kekerasan dan penganiayaan. Jadi memang murni gantung diri," ujarnya saat dihubungi detikcom, Rabu (23/1). (sip/sip)











































