"Dalam sidang hearing di Pengadilan Timor Leste terhadap tiga nakhoda kapal nelayan pada Selasa, (22/1), hakim belum mengambil keputusan sehingga ketiga nakhoda masih mendekam di sel tahanan," kata Kepala seksi Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan (PPSDP) Dinas Kelautan dan Perikanan NTT Muhammad Saleh Goro kepada Antara di Kupang, Rabu (23/1/2019).
Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan keputusan sidang hearing di Pengadilan Timor Leste dan nasib 18 nelayan Indonesia asal Desa Pulau Buaya, Kabupaten Alor, NTT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apabila memenuhi unsur, maka ada dua kemungkinan, yakni bisa ditahan dan bisa wajib lapor. Tetapi, bila tidak memenuhi unsur, maka bisa dipulangkan," ucapnya menjelaskan.
Saleh Goro menambahkan, hari ini, Rabu (23/1), pihak KBRI Dili melalui Atase Polri di KBRI Dili yang mendampingi ketiganya dalam persidangan akan melakukan koordinasi dengan pengacara publiknya untuk mendorong hakim agar cepat mengambil keputusan yang membebaskan nelayan-nelayan Indonesia.
"Kami akan terus mengikuti setiap perkembangan penanganan kasus 18 nelayan NTT yang ditangkap di Timor Leste," ujarnya.
Para nelayan itu ditangkap otoritas keamanan Timor Leste, Unidade Polisia Maritima (UPM), atas tuduhan membawa peralatan menangkap ikan yang dilarang oleh pemerintah di negara yang baru merdeka pada 2002 itu. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini