"Yang mengaku puas dan sangat puas (terhadap pemerintahan Jokowi) itu kurang lebih 51,9 persen. Angka ini tidak rendah tapi juga tidak tinggi, artinya tidak 60 persen, (tidak) 70 persen. Dari survei ke survei yang kami temukan itu memang ada di angka medium, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah," kata Direktur Eksekutif Median Rico Marbun di Bumbu Desa, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).
Survei dilakukan pada 6-15 Januari 2019 terhadap 1.500 responden, populasinya seluruh warga yang memiliki hak pilih. Survei dilakukan menggunakan metode multistage random sampling. Margin of error survei +/- 2,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada satu jawaban yang kami temukan di survei sekarang, yaitu tentang bantuan desa. Di survei-survei sebelumnya bantuan desa tidak terlalu terlihat ya," ujar Rico.
Sementara kekurangan pemerintah menurut masyarakat berdasarkan hasil survei, masih dalam program yang berkaitan dengan ekonomi dan kemiskinan, harga-harga yang mahal, serta kurangnya lapangan pekerjaan.
Median juga memberi pertanyaan kepada responden 'mengapa tidak mau memilih pasangan 01?'. Hasilnya, pemilih tidak mau memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf karena menilai kinerjanya buruk dan tidak berpihak pada Islam.
"Pemilih yang tidak mau memilih Jokowi itu karena menganggap Pak Jokowi belum berhasil membenahi beratnya beban ekonomi sehari-hari, dianggap belum memenuhi janji kampanyenya pada 2014 lalu dan ada segmen yang menganggap bahwa Pak Jokowi tidak berpihak pada Islam. Juga karena faktor kinerja dan janji," jelasnya.
Sementara itu, responden juga diberi pertanyaan 'mengapa tidak mau memilih pasangan 02?'. Hasilnya, pemilih tidak mau memilih pasangan Prabowo-Sandi karena menganggap Prabowo belum mampu memberikan contoh kerja konkret dan menjelaskan visi misi dengan baik.
"Sementara untuk 02, pemilih belum mau memilih Prabowo karena menganggap Prabowo ini belum memberikan contoh kerja yang konkrit dan belum mampu menjelaskan visi misinya dengan baik sehingga mereka tidak yakin untuk memilih pengganti Jokowi," paparnya.
Berdasarkan hasil survei Median, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dengan Prabowo-Sandi hanya terpaut 9,2 persen. Menurut Rico, pihak Jokowi-Ma'ruf perlu menambah narasi di bidang ekonomi dan keberpihakan terhadap Islam dibandingkan hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur.
"Untuk pasangan 01, tema tentang beratnya kehidupan ekonomi keseharian seperti harga barang kebutuhan pokok, tarif dasar listrik, pencarian pekerjaan, itu adalah tema-tema yang lebih penting dibandingkan tema-tema infrastruktur. Sehingga keberhasilan Pak Jokowi dalam membangun infrastruktur itu akhirnya punya kesan berhasil tapi agak medioker, ya sedang-sedang saja," sebut Rico.
"Untuk 01 juga mungkin keberpihakannya terhadap Islam politik atau aktivis-aktivis Islam itu mungkin harus diperbaiki. Bukan hanya keberpihakan, tetapi persepsi orang atas usaha Pak Jokowi memperbaiki keberpihakan itu juga penting," sambungnya.
Sementara untuk pasangan Prabowo-Sandi, Rico menilai pekerjaan rumah terberat keduanya adalah menunjukkan kemampuan secara konkret untuk menggantikan petahana.
"Untuk pasangan 02, PR terberatnya itu adalah mereka harus mampu menunjukan bahwa 02 ini mampu menggantikan Pak Jokowi. Karena yang dibutuhkan orang, orang itu butuh yang konkretnya apa nih dari Pak Prabowo," tuturnya.
Berikut ini 5 besar hasil survei Median terkait dengan persepsi publik terhadap keberhasilan pemerintahan Jokowi:
Pembangunan infrastruktur: 24,8 persen
Kesehatan gratis: 6,0 persen
Bantuan sosial, bantuan desa: 5,9 persen
Pendidikan gratis: 3,4 persen
Rakyat sejahtera: 2,7 persen
Berikut ini 5 besar hasil survei Median terkait dengan persepsi publik terhadap kekurangan pemerintahan Jokowi:
Ekonomi dan kemiskinan: 14,4 persen
Harga-harga mahal: 10,1 persen
Lapangan pekerjaan: 6,4 persen
Bantuan sosial tidak merata: 4,6 persen
Korupsi: 2,4 persen
Berikut ini 5 besar alasan publik tidak memilih pasangan Jokowi-Ma'ruf berdasarkan survei Median:
Kinerjanya buruk: 20,3 persen
Tidak berpihak pada Islam: 9,3 persen
Ingin pemimpin/presiden baru: 8,9 persen
Banyak janji yang tidak ditepati: 7,3 persen
Wakilnya tua: 3,3 persen
Berikut ini 5 besar alasan publik tidak memilih pasangan Prabowo-Sandi berdasarkan survei Median:
Belum ada bukti/contoh kerjanya: 14,9 persen
Belum jelas visi misi dan programnya: 7,4 persen
Sudah cocok sama Jokowi: 5,6 persen
Bicaranya sombong dan kasar: 5,1 persen
Otoriter 3,7 persen
Saksikan juga video 'Survei Median: Jokowi Ungguli Prabowo di Jawa dan Desa':
(azr/nvl)