Dan sejak pekan lalu duet pasangan Nurhadi-Aldo yang mengaku diusung koalisi tronjal tronjol ramai diperbincangkan. Tentunya pasangan capres dan cawapres ini adalah fiktif belaka. Namun guyonan-guyonan Nurhadi seolah menjadi satire di tengah memanasnya suhu politik akibat perilaku pendukung kedua pasangan capres-cawapres riil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada juga kutipan,"Jika Karl Mark memimpikan tatanan masyarakat tanpa kelas lalu di mana kita akan belajar."
Sederet kutipan bikinan Nurhadi yang mengaku dibantu oleh orang bernama Edwin dari Yogyakarta kemudian viral. Publik pun bertanya apa tujuan Nurhadi muncul sebagai capres fiktif dengan nomor urut 10?
Kepada Tim d'Happening detikcom, Nurhadi mengaku ide itu spontanitas saja. Tak ada motif politik atau ditunggangi kepentingan kelompok tertentu. "Yang penting Indonesia tertawa, Indonesia kaya raya, besok mati masuk surga semua," kata dia.
Tak hanya kutipan guyonan, Nurhadi juga memberikan pesan mendalam terkait hiruk-pikuk media sosial di tanah air khususnya menjelang Pilpres 2019. Misalnya dia menyayangkan saat ini banyak orang Indonesia yang suka memberikan komentar terhadap sesuatu yang mereka sebetulnya tak tahu. Dengan hanya mendengar dari sumber tak langsung, orang dengan mudah memberikan komentar bahkan kadang menghina.
"Manusia tidak akan menjadi mulia dengan cara menghina. Justru muliakan diri Anda dengan memuliakan orang lain," begitu kutipan Nurhadi lainnya.
Selengkapnya Wawancara Eksklusif d'Happening Capres Fiktif Nurhadi, Politik Tronjal Tronjol, saksikan di bawah ini.
(erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini