Parodi diperankan oleh juru bicara TKN Arya Sinulingga di Rumah Aspirasi, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Kamis (17/1/2019). Sebelum memulai parodinya, Arya berlagak mencari telepromter atau alat yang membantu orator membaca teks ketika tampil di depan publik.
"Tolong, tolong, mana telepromternya? Nggak bisa saya kalau nggak pakai telepromter," kata Arya yang disambut tawa hadirin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam parodi tersebut, Arya menyinggung hal-hal yang kerap disampaikan Prabowo maupun cawapresnya, Sandiaga Uno, saat berkampanye. Arya memparodikan hoax Ratna Sarumpaet, isu impor, hingga harga-harga yang naik.
"Negara kita akan punah, negara kita akan hancur, siapa bilang Ratna Sarumpaet hoax. Petani bunuh diri, padahal punya 1 hektare pohon jati. Harga-harga pada naik semua. Harga belacan naik. Memang belacan itu apa, Pak? Saya nggak pernah makan belacan," ujar Arya.
Arya lalu menyebut harga-harga di pasar yang naik. Namun, di akhir kalimat, ia yang berperan sebagai Prabowo berkata bahwa dirinya tak pernah ke pasar.
"Negara kita akan swasembada air. Memang pernah impor air? Saya ini anak orang kaya. (Harga) ikan-ikan pada naik, beras naik, tapi saya nggak pernah ke pasar," katanya berapi-api yang disambut riuh tepuk tangan hadirin.
Arya lalu menyebut 'si cungkring', yang merujuk pada Jokowi sebagai sosok yang berbahaya. Arya pun dengan bersemangat mengatakan ingin menumbangkan Jokowi.
"Jadi ini berbahaya, si cungkring itu dia tidak pernah korupsi. Sangat berbahaya orang yang tidak pernah korupsi. Makanya harus kita tumbangkan orang yang melawan korupsi. Dan ini berbahaya," ucapnya.
Arya lalu dengan yakin mengatakan 'dirinya' akan kalah. Dia membeberkan rencana akan mendelegitimasi KPU.
"Maka saya harus mendelegitimasi KPU. Akan saya katakan bahwa pemilu curang. Akan saya katakan kotak kardus itu bisa hancur, pengawas-pengawas nanti bisa dibayar. Karena saya tahu akan kalah," ujarnya.
"Kalau begini panitia pemilunya, saya akan mundur. Karena saya tahu saya pasti kalah. Daripada kalah memalukan, lebih baik saya katakan pemilunya curang," imbuh Arya.
Tak berhenti sampai di situ, Arya mengatakan utang-utang negara makin banyak, tetapi 'dirinya' dan juga 'wakilnya' justru semakin kaya.
"Jadi Saudara-saudara sekalian, Anda harus tahu, utang kita makin banyak, tapi saya makin kaya. Wakil saya pun makin kaya," candanya.
Sekjen PPP Arsul Sani, yang juga berada di atas panggung, kemudian meminta Arya berhenti berpidato. "Pak, Pak, sudah Pak pidatonya," kata Arsul.
"Saya pidato terus. Jangan pernah ada yang menghalangi saya pidato. Jangan coba-coba," Arya berkelit yang disambut tepuk tangan hadirin yang semakin riuh.
"Karena saya siapa coba? Ini nggak benar, negara kita nggak benar. Saya mau pergi saja, saya mau pergi ke Yordania," pungkasnya.
TKN menggelar acara nobar di Rumah Aspirasi. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Sekjen PPP Arsul Sani, dan Sekjen PSI Raja Juli Antoni tampak hadir di lokasi. Relawan pendukung paslon 01 juga sudah memadati Rumah Aspirasi sejak sore tadi.
Mayoritas relawan mengenakan kaus berlogo 01 dengan tulisan #JokowiAmin dan #01IndonesiaMaju. Mereka juga membawa membawa bendera Merah-Putih dan bendera berlogo #01. Selain menonton debat, relawan di Rumah Aspirasi juga dihibur penampilan stand up comedian Mongol dan penyanyi Tiwi.
Simak Juga 'Jaket Bomber Jokowi Vs Kemeja Biru Prabowo':












































