Insiden ini terjadi saat Kanada dan China tengah bersitegang akibat penangkapan petinggi perusahaan telekomunikasi ternama China, Huawei, Meng Wanzhou pada Desember 2018. Meng ditangkap di Vancouver oleh otoritas Kanada atas permintaan otoritas AS.
Penangkapan Meng itu diikuti dengan penangkapan dua warga Kanada yang dituduh mengancam keamanan negara oleh otoritas China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilaporkan surat kabar Kanada, The Globe and Mail dan dilansir Reuters, Kamis (17/1/2019), insiden terbaru ini melibatkan seorang wanita Kanada bernama Ti-Anna Wang yang dibawa keluar pesawat oleh enam polisi. Penahanan terjadi setelah Wang mendarat untuk transit di Beijing dari Seoul, Korea Selatan.
Wang dipisahkan dari suaminya dan ditahan bersama putrinya selama lebih dari dua jam.
"Sungguh cobaan yang mengejutkan, menakutkan dan tak berperasaan serta tanpa alasan, selain untuk membully, menghukum dan mengintimidasi saya dan keluarga saya," ujar Wang seperti dikutip dari emailnya kepada Kepala Pusat HAM Raoul Wallenberg yang berbasis di Montreal, Irwin Cotler.
Dilaporkan The Globe and Mail bahwa selama ditahan, Wang dilarang memakai telepon genggam dan laptop miliknya. Dia juga tidak diizinkan menghubungi Kedutaan Besar Kanada. Wang juga menyebut dirinya tidak diizinkan melanjutkan penerbangan ke Toronto, Kanada dan dipaksa terbang kembali ke Korsel.
Tonton video: Awali 2019, Huawei Suguhkan Ponsel untuk Milenial
Alasan penahanan Wang tidak diketahui pasti. Namun kelompok HAM, Human Rights in China, menyebut bahwa ayah Wang, Wang Bingzhang, merupakan seorang aktivis prodemokrasi yang diculik oleh agen intelijen China di Vietnam tahun 2002 lalu.
Ayah Wang kemudian dijebloskan ke penjara dengan masa hukuman seumur hidup atas dakwaan spionase dan terorisme. Pekan lalu, Wang sempat dilarang masuk ke China meskipun dia memiliki visa resmi, ketika dia mendarat di Bandara Hangzhou untuk mengunjungi ayahnya yang dipenjara.
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini