Mulai terkait tuduhan kepada aparat yang disebut menginteli ulama hingga dihubungkan dengan penghormatan dan kriminalisasi ulama.
Rommy mengaku tidak heran atas eksploitasi kata 'ulama' dalam pidato tersebut karena, jauh sebelumnya, kubu Prabowo mempunyai track record yang sama. Prabowo, misalnya, menggunakan 'ijtimak ulama' untuk melegitimasi pencalonannya dalam pilpres, padahal rekomendasi 'ijtimak ulama' itu tidak pernah dilakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rommy menyebut tidak jadi masalah dengan Aksi 212 yang berlangsung pada Desember 2016. Namun saat momen itu dijadikan reuni setiap tahun dengan tujuan politik, gerakan tersebut patut dipertanyakan.
"Apalagi kini nama '212' terlihat juga dieksploitasi di berbagai daerah, bahkan ada Majalah 212 di daerah Sumatera yang diterbitkan untuk tujuan politik," ujar Rommy.
Dengan rekam jejak Prabowo yang selalu mengeksploitasi kata 'ulama' ini, menurutnya, masyarakat malah makin mengetahui bahwa pasangan nomor urut 02 dalam Pilpres 2019 itu hanya menunggangi ulama untuk tujuan politik. Dan dalam kenyataannya, sebut Rommy, Prabowo tidak pernah dekat dengan lingkungan ulama dan santri.
"Masyarakat saat ini sudah mengetahui, mana pihak yang memang benar-benar berpihak pada ulama dan mana yang hanya menunggangi dan mengeksploitasi," tambah Rommy.
Rommy yakin kalangan ulama dan santri yang selama ini dekat dengan ulama akan memilih pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin. Sebab, mereka mengetahui kebijakan Presiden Jokowi selama ini berpihak kepada santri dan ulama.
Saksikan juga video 'Milad Ke-46 PPP, Rommy Sindir Prabowo Berbohong':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini