PSI Sindir Pidato Prabowo: Retorika Kosong, Banyak Keluhan dan Pesimisme

PSI Sindir Pidato Prabowo: Retorika Kosong, Banyak Keluhan dan Pesimisme

Marlinda Oktavia Erwanti - detikNews
Selasa, 15 Jan 2019 16:41 WIB
Foto: Jubir Andy Budiman (Denita Matondang/detikcom)
Jakarta - PSI menyindir pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' yang disampaikan capres Prabowo Subianto semalam. Menurut PSI, pidato dalam rangka menyampaikan visi-misi itu hanya berisi retorika.

"Pidato Kebangsaan yang disampaikan Prabowo di Jakarta, Senin (14/01) malam hanya berisi retorika kosong," ujar Juru Bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Andy Budiman, dalam keterangan tertulis, Selasa (15/1/2019).


Dalam pidatonya, di Plenary Hall, JCC Senayan, Jakarta, semalam, Prabowo memaparkan visi-misi koalisinya dan mengkritik beberapa kebijakan pemerintah, dari ekonomi hingga sikap aparat negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Prabowo juga bicara tentang reorientasi pembangunan, swasembada pangan, swasembada energi, hingga menghidupkan kembali industri. Andy pun menilai hal itu sangat klise dan membosankan.

"Sudah terlalu banyak, terlalu sering kita dengar. Pidato Kebangsaan Prabowo tidak menawarkan sebuah peta jalan menuju swasembada pangan, swasembada energi, atau bagaimana meningkatkan daya saing industri. Hanya ada kata-kata: kita harus..., kita akan..., tanpa kita diberitahu bagaimana cara mewujudkannya," tuturnya.

Terlebih lagi, menurut Andy, pidato Prabowo banyak dipenuhi keluhan, sinisme, dan pesimisme. Hal yang tidak pantas dilakukan oleh calon pemimpin bangsa.

"Keluhan, sinisme, dan pesimisme melihat hari ini adalah ciri pengidap post power syndrome, yang melihat masa lalu--ketika ia masih menjadi bagian dari elit kekuasaan--lebih baik," ujar Andy.


Padahal, kenyataannya kondisi bangsa saat ini jauh lebih baik daripada sebelumnya. Hal itu, kata Andy, tercermin dalam tingkat kepuasan publik atas kinerja pemerintahan Jokowi yang berada di atas 70%, sebagaimana hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting SMRC.

"Prabowo menawarkan pesimisme dan romantisme Orde Baru. Jokowi menawarkan pemerintahan yang bersih, dan bekerja melayani rakyat, bukan melayani elit sebagaimana di era Orde Baru," katanya.

"Dengan masyarakat yang semakin cerdas, saya yakin rakyat akan memilih Jokowi yang jelas memperlihatkan prestasi dan menawarkan harapan Indonesia akan menjadi negara maju, ketimbang Prabowo yang hanya melontarkan janji-janji kosong sambil setiap hari menebar kebohongan, pesimisme, bahkan menakut-nakuti orang bahwa negeri ini akan bubar," imbuh Andy.



Saksikan juga video 'PSI: Kebohongan Award Itu Berdasarkan Fakta':

[Gambas:Video 20detik]

(mae/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads