"Kami senang mendengar dan membaca hasil survei Alvara. Seperti yang kami sampaikan ke kawan-kawan, mengapa kampanye program belum jalan. Kami kampanye program belum jalan, naiknya 1-2 persen, sedangkan pihak sebelah sudah 1.000 tempat didatangi, nggak ngaruh, Bos. Jadi masyarakat sudah bosan sama mereka, apalagi ganti visi-misi," kata jubir TKN, Arya Sinulingga, kepada wartawan di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (11/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program tersebut akan berhubungan dengan visi-misi. Maka wajar mereka 1.000 titik nggak ada kenaikan. Ternyata usaha bikin pete di kepala nggak ngaruh ternyata. Saya kasihan sama mereka. Bagus mundur saja, santai, diterusin juga kasihan," ujar Arya.
Arya menyebut pasangan Prabowo-Sandiaga sudah tak punya cara untuk menggaet suara rakyat. Jokowi-Ma'ruf, sebut Arya, akan menggerogoti suara Prabowo-Sandiaga di wilayah tertentu.
"Untuk kami, kami akan mulai bergerak bulan Januari, kami sudah mulai bergerak di Sumatera (dan) daerah-daerah yang kita anggap lemah dan itu peluang kami. Mereka di Sumatera udah mentok, tinggal kami gerogoti saja," kata Arya.
"Mereka mau pindah ke Solo nggak ada hubungannya, mereka sudah stuck karena mereka nggak punya visi-misi, jadi hashtag-nya nggak punya visi-misi," sambungnya.
Sebelumnya, Alvara Research Center mengeluarkan survei terbaru tentang elektabilitas Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga. Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf unggul hampir 20 persen atas Prabowo-Sandiaga.
"Elektabilitas pasangan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin pada Desember 2018 sebesar 54,3 persen, sementara elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebesar 35,1 persen," ujar founder dan CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam keterangannya, Jumat (11/1). (zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini