"Andi Arief dan kawan-kawan itu sudah kehilangan narasi kampanye yang konstruktif ya. Apa yang mereka lakukan mendelegitimasi dan demoralisasi institusi demokrasi ya, dan itu berbahaya sekali ya. KPU itu kan sebuah institusi yang perannya penting sekali dalam proses demokrasi ini," ujar Sekjen PSI Raja Juli Antoni di DPP PSI, Jl Wahid Hasyim No 194, Jakarta Pusat, Kamis (10/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa sih gunanya sebenarnya, kita kan sama-sama anak bangsa kok, warga negara yang kebetulan kita memiliki beda pilihan. Tapi tidak kemudian orang yang berbeda pilihan sama saya kemudian menjadi setan menjadi iblis, kemudian teman-teman saya menjadi orang soleh, bahkan jadi malaikat, kan nggak sebenarnya," tuturnya.
PSI kemudian mempertanyakan sikap SBY terkait 'tingkah' Andi Arief yang kerap ceplas-ceplos, termasuk soal 'faksi setan'. PSI meminta SBY segera bertindak.
"Pertanyaan saya, apakah kemudian Pak SBY setuju, apakah ini bagian dari strategi Demokrat untuk proses pemilu atau bahwa ini memang hanya oknum dan kalau memang tak setuju kira-kira sanksi apa yang harus dilakukan kepada Andi Arief, seharusnya begitu," kata Toni.
"Pak SBY saya harap bisa menyampaikan sikap resmi Demokrat apakah memang mendukung apa yang disampaikan Andi, karena kalau Pak SBY mendiamkan ada kesan di publik bahwa Pak SBY menyetujui itu," lanjut dia.
Istilah 'faksi setan' awalnya muncul di akun Twitter Andi Arief pada Senin (7/1). Andi menyebut ada 'faksi setan' di rezim Jokowi dan menyebut nama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Direktur Hukum dan Advokasi Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Irfan Pulungan, menyebut ada kemungkinan TKN mempolisikan Andi soal 'faksi setan' tersebut.
Simak juga video 'TKN Jokowi Pertanyakan Mengapa SBY Tak Tegur Andi Arief':
(idn/elz)











































