Lokasi penyerangan itu berada di bawah kantor Balai Benih Ikan (BBI). Pengamatan detikcom di sekitar lokasi terdapat semak-semak setinggi 1 hingga 1,5 meter yang berbatasan dengan jalan perkampungan.
Warga mengaku tidak pernah melihat atau mendengar ada hewan buas seperti macan yang berkeliaran di perkampungan mereka. Area pesawahan atau lahan basah posisinya berdekatan dengan perkampungan, perbukitan terdekat
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau warga di sini seumur-umur tidak pernah melihat macan atau hewan buas lainnya di daerah sini. Kalau careuh (musang), ganggarangan (sejenis musang berwarna coklat kemerahan), biawak dan anjing baru banyak," kata Andri (31) warga setempat kepada detikcom, Selasa (8/1/2019).
Andri mengaku baru malam tadi dicegat musang berukuran lumayan besar, namun hewan itu ketakutan ketika berhadapan langsung dengan manusia. "Malam tadi pas hujan, sedang ngeronda dihadang musang. Tapi musangnya pergi," lanjut dia.
Ada kisah warga di sekitar tempat tersebut, tentang sosok hewan sejenis macan kumbang berwarna hitam. Namun kisah itu terjadi puluhan tahun yang lalu dan tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
"Kalau sekedar cerita masa lalu ada, katanya penampakan macan kumbang hitam. Katanya ada warga yang dikejar itu kejadiannya 20 tahun lalu, sementara kuli bangunan yang tadi diserang bilangnya warna bulunya hitam loreng kuning," tandas dia.
Seperti diberitakan, Masturo Rohendi (52) seorang tukang bangunan berteriak minta tolong, pria yang bekerja sebagai tukang bangunan itu mengaku habis diserang hewan buas. Beruntung hewan yang menurutnya berbulu hitam loreng kuning tersebut melepas cengkramannya dan kabur.
Korban saat ini mendapat perawatan di RSUD R Syamsydin SH Kota Sukabumi. Menurut pengakuan Herman (35) sang adik, kakaknya itu sempat bengkak akibat gigitan dan cakaran hewan buas itu.
(sya/ern)











































