Ma'ruf Soal Duduk Bareng Mbah Moen: Artinya Kami Didukung Ulama

Ma'ruf Soal Duduk Bareng Mbah Moen: Artinya Kami Didukung Ulama

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Senin, 07 Jan 2019 15:56 WIB
Foto: Kanavino Ahmad Rizqo/detikcom
Jakarta - Cawapres Ma'ruf Amin duduk bareng sesepuh PPP KH Maimoen Zubair dalam acara Doa Bersama Harlah ke-46 PPP. Ma'ruf meyakini duduk bersama itu menjadi simbol bahwa pasangan Jokowi-Ma'ruf didukung ulama.

"Artinya menegaskan bahwa Pak Jokowi dan saya didukung ulama, termasuk kiai Maimoen Zubair, itu penting saya kira," kata Ma'ruf Amin di kediamannya, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (7/1/2019).


Ma'ruf yakin dukungan Mbah Moen akan berdampak signifikan. Dukungan Mbah Moen diyakininya juga akan berdampak pada dukungan dari murid-murid kiai karismatik itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu saya sangat berterima kasih kepada ulama sekaliber Maimoen Zubair, yang muridnya tersebar ke mana-mana dan usianya sudah mencapai 90 tahun," lanjutnya.


Ma'ruf Amin dan Mbah Moen duduk berdampingan dalam acara Istigasah dan Doa Bersama Harlah ke-46 PPP, Minggu (6/1) kemarin. Dalam acara itu, Ma'ruf sempat bercerita soal dirinya yang sering di-bully.

"Saya ikut berbahagia dan saya berterima kasih karena PPP mendukung pencalonan Pak Jokowi sebagai presiden dan saya sebagai calon wakil presiden. Walaupun banyak di-bully di mana-mana, salah satunya tadi pilihan ulama, pilihan pemerintah," kata Ma'ruf dalam sambutan acara Harlah ke-46 PPP di kantor PPP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (6/1).

Menurut Ma'ruf, sekelompok orang yang mem-bully pencalonan dirinya itu bahkan memakai dalil agama. Dia juga dianggap seolah-olah bukan ulama lagi setelah jadi cawapres Jokowi.

"(Arti dalil yang dibacakan Ma'ruf) Ulama itu kepercayaan para rasul, sepanjang dia tidak berkolaborasi dengan sultan, dengan pemerintah. Jadi dianggapnya saya dianggap tidak ulama lagi tidak ulamaurrusul," ujar dia.

Menurut Ma'ruf, dalil itu sebenarnya berlaku kepada pemimpin-pemimpin yang jahil dan tidak adil. Namun, menurut dia, Jokowi merupakan seorang yang saleh dan baik.

"Itu tentu sultan yang jahil, sultan yang zalim kalau sultan yang adil. Kata Rasulullah, al sulthonu zillulloh fil ardhi. Pemerintah itu, sultan itu, bayangan Allah di bumi karena dia akan melaksanakan tugas-tugas Allah membangun kemaslahatan, kemanfaatan, dan menghilangkan kemudaratan dari berbagai macam bahaya," imbuhnya. (tor/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads