Masih Ada Anak Muda yang Pilih Cara Offline Cari Buku di Kwitang

Masih Ada Anak Muda yang Pilih Cara Offline Cari Buku di Kwitang

Adhi Indra Prasetya - detikNews
Minggu, 06 Jan 2019 16:53 WIB
Pasar Buku Kwitang (Adhi Indra Prasetya/detikcom)
Jakarta - Kwitang pernah menjadi tujuan favorit orang-orang yang ingin membeli buku, terutama sebelum tahun 2007, saat para pedagang di sana belum direlokasi ke berbagai tempat di Jakarta, seperti Pasar Senen dan Blok M.

Memasuki era belanja online ini, jumlah pedagang buku di sana tak lagi sebanyak sebelum penertiban. Sebagian besar juga sudah pindah dan berkumpul di dalam ruko-ruko, tak lagi memenuhi badan jalan seperti satu dekade lalu. Namun demikian, daya tarik Kwitang sebagai pasar buku tak sepenuhnya hilang.



Saat mengunjungi kawasan tersebut pada Selasa (11/12/2018), detikcom melihat masih ada generasi muda yang suka datang ke Kwitang untuk membeli buku secara 'offline'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Diberitahu oleh teman-teman (untuk ke sini), belinya di sini. Jadi dapat referensi untuk ke sini, dan dapat bukunya. Bagus sih, lengkap juga," ujar Farhan, seorang mahasiswa jurusan keperawatan, saat ditanya mengenai alasan mencari buku di Kwitang.

Masih Ada Anak Muda yang Pilih Cara Offline Cari Buku di KwitangFarhan, anak muda pencari buku di Kwitang. (Adhi Indra Prasetya/detikcom)

Sementara Brian, siswa kelas 3 SMA di Jakarta, mempunyai alasan yang berbeda. "Bisa milih-milih buku yang dilihat, yang gampang dipelajari," ujar siswa yang baru saja membeli buku matematika itu.



Meski sudah terbiasa dengan teknologi dan belanja online, namun untuk urusan membeli buku, keduanya lebih memilih untuk pergi langsung ke toko buku.

"Kalau beli via online kan harus menunggu dulu, kalau saya memang lagi nyusun (skripsi). Lagi buru-buru, dan di sini tersedia (bukunya)," ujar Farhan.

Tak hanya masalah waktu, namun resiko barang yang dibeli tak sesuai harapan masih menjadi alasan utama mengapa mereka memutuskan datang langsung ke Kwitang.




"Enakan sih di toko buku. Kalu via online nggak percaya, takutnya barangnya nggak sesuai. Kan biasanya suka ada yang rusak, begitu," pungkas Brian, menutup pembicaraan.

Masih Ada Anak Muda yang Pilih Cara Offline Cari Buku di KwitangBrian, anak muda pencari buku di Kwitang. (Adhi Indra Prasetya/detikcom)

Farhan dan Brian hanya sebagian orang yang masih suka mengunjungi lapak-lapak pedagang buku di sini. Meski tak bisa dibilang semarak, tetap ada saja orang-orang yang masih memilih datang ke sini ketimbang berselanjar di internet mencari buku. Salah seorang pedagang buku yang sudah 20 tahun berjualan di sini, Bang Jay (48), merasakan betul perubahan jumlah konsumennya.

"Kalau sekarang, zaman sudah canggih, buka laptop saja bisa cari judul, keluar. Ditambah lagi dengan penjualan online dan pesan antar ke rumah. Itulah yang membuat kekurangan pembeli. Biasanya pembeli datang kemari, dari satu buku, merembet ke yang lain, seringnya begitu. Kalau beli via online kan hanya yang dicari saja, beli satu, sudah," ujar Bang Jay. Dia pun kini sudah mulai mengoperasikan penjualan buku secara online, supaya rezekinya tak tercecer dari laju perkembangan zaman.

Simak juga tulisan-tulisan lain detikcom tentang toko buku dan minat baca.
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads