Awalnya, seorang warga bernama Syarifah atau Mak Ijah curhat bisnis UMKM-nya mengalami kendala karena kenaikan harga pangan. Syarifah mengadu ke Sandiaga soal harga pangan yang tidak stabil.
"Bayangkan, Pak, jahe di sini Rp 80 ribu, lombok (cabai) Rp 100 ribu per kilo, ayam Rp 68 ribu per kilo, dan daging Rp 150 ribu per kilo," kata Syarifah di Tarakan Barat, Kalimantan Utara, seperti dalam keterangan tertulis yang dikirim tim BPN Prabowo-Sandiaga, Jumat (4/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandiaga mengaku kaget atas pengakuan Mak Ijah soal harga pangan tersebut.
"Serius, Bu? Ini nggak dibuat-buatkan? Bukan saya yang ngomong, lo. Banyak yang bilang harga-harga stabil. Nggak naik-turun dan murah. Kenyataannya beda, lo," ucap Sandi.
Mak Ijah pun menegaskan kenaikan harga pangan di Tarakan Barat bukan pernyataan bohong. Dia meyakinkan Sandiaga bahwa harga pangan di wilayahnya itu memang tinggi.
"Benar, Pak. Masak saya bohong. Ini harga-harga memang tinggi. Mahal, Pak. Kalau nggak, ngapain saya ngomong sama Bapak," jelas Syarifah.
Eks Wagub DKI itu kemudian berjanji akan berfokus pada perubahan ekonomi. Dia ingin harga-harga pangan stabil.
"Lihat, betapa harga bahan kebutuhan pokok sangat berpengaruh kepada kehidupan Mak Ijah atau Bu Syarifah dan keluarganya. Dia nggak bisa berusaha, karena uangnya habis untuk belanja. Kami ingin harga-harga stabil dan terjangkau. Pekerjaan ada dan tercipta," kata Sandi. (idn/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini