"Tiga orang produser hoax di negeri ini sebagai pengingat di tahun politik ini tentu sangat berbahaya. Sebuah 'tsunami kebohongan' yang luar biasa dan harus diantisipasi oleh semua capres-cawapres maupun timses yang terus bergerak di lapangan. Sekali lagi, ini sebuah bencana sebagai 'tsunami kebohongan'," kata Raja Juli kepada wartawan di kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat (4/1/2018).
Baca juga: Gerindra Siapkan Parnoko Award untuk PSI! |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam piagam dan piala penghargaan, Prabowo dikategorikan sebagai 'kebohongan terlebay' awal tahun 2019, Sandiaga dikategorikan 'kebohongan hakiki' awal tahun 2019, dan Andi Arief kategori 'kebohongan terhalu' awal tahun 2019.
Menurut Antoni, tsunami merupakan simbol bencana yang berbahaya. Kini tsunami kebohongan itu terjadi saat Pemilu 2019, yang bisa membahayakan proses demokrasi.
"Tsunami adalah simbol bencana yang menakutkan dan dalam konteks itu apa yang dilakukan oleh tiga orang tokoh ini di awal tahun ini adalah membahayakan bagi kelangsungan demokrasi kita," kata dia.
Dia menilai ketiga orang tersebut tidak bisa mengontrol lisan dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada publik. Mantan Ketum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah itu menuding Prabowo-Sandi melakukan kebohongan karena tidak memiliki program dan visi-misi yang jelas.
"Sekali lagi, ini adalah hari yang sedih ya, kok ada tiga tokoh bangsa, dua di antaranya akan ingin atau berniat menjadi pemimpin bangsa tapi tidak bisa mengontrol lisan mereka, tidak bisa mengontrol tutur kata mereka. Atau memang sengaja atau memang tidak sengaja," ucap Antoni.
PSI menyebut akan mengirimkan piagam 'Kebohongan Award' itu ke Jl Kertanegara, yang dikenal sebagai lokasi kediaman Prabowo Subianto, via ojek online. Selain itu, piagam Kebohongan Award dikirim ke Jalan Proklamasi, yang merupakan kantor DPP Partai Demokrat.
Saksikan juga video 'Sandiaga Jawab Tuduhan PSI soal Prabowo Hipokrit':
(fai/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini