Calon Mempelai Dhaup Ageng Jalani Prosesi Siraman di Puro Pakualaman

Calon mempelai pengantin wanita saat jalani tradisi nyengker, Rabu (3/1). Foto: Usman Hadi/detikcom

Yogyakarta - Calon mempelai pernikahan agung (dhaup ageng) Puro Pakualaman Yogyakarta, BPH Kusumo Bimantoro dan Dokter Maya Lakshita Noorya, mengikuti tradisi siraman di Kompleks Puro pagi ini. Apa makna filosofi siraman tersebut?

Tim Peranatan Lampah-lampah Dhaup Ageng, Mas Ngabehi Citropanambang menjelaskan bahwa siraman meruapakan bagian rangkaian adat pranikah.

"Iya (prosesi siraman) pagi ini. Sekarang sudah mulai," ujar Citropanambang saat dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (4/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siraman Dokter Maya Lakshita Noorya dilangsungkan di Kepatihan Pakualaman. Setelahnya disusul siraman BPH Kusumo Bimantoro di kompleks Kagungan Dalem Puro Pakualaman. Lokasi keduanya terpisah.

Ketua 1 Dhaup Ageng Puro Pakualaman Yogyakarta, KRT Radyowisroyo, menjelaskan tradisi siraman pranikah bertujuan untuk menyucikan jiwa dan raga agar keduanya siap menyongsong pernikahan. Seperti diketahui bahwa Penguasa Puro Pakualaman, KGPAA Paku Alam X, menggelar dhaup ageng untuk menikahkan calon putra mahkota, BPH Kusumo, Sabtu (5/1) besok.

"Siraman kan prinsipnya itu sebelum melangkah ke suatu pernikahan dan sebagainya ya menyucikan hati lah. Harus bersih untuk memasuki jenjang (pernikahan), makna filosofisnya itu," ungkapnya.

Dijadwalkan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Jokowi akan menghadiri resepsi dhaup ageng besok. Selain itu, Megawati Soekarnoputri dan sejumlah raja-raja di Jawa juga diundang.