Badan Geologi: Sekitar 4,5 Juta Warga Terancam Letusan Gunung Berapi

Badan Geologi: Sekitar 4,5 Juta Warga Terancam Letusan Gunung Berapi

Ahmad Bil Wahid - detikNews
Kamis, 03 Jan 2019 17:00 WIB
Aktivitas Gunung Anak Krakatau pada 1 Januari 2019 (Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)
Jakarta - Badan Geologi Kementerian ESDM menyebut 4,5 juta orang terancam karena tinggal di sekitar kawasan gunung api. Untuk itu Badan Geologi terus memantau aktifitas gunung api dengan melibatkan 200 orang pengamat.

"Gunung api mitigasi kami, kami punya pengamat kurang kebih 200 orang yang bekerja 24 jam. Sekitar 4,5 juta penduduk masyarakat kita terancam letusan gunung berapi. Tugas kita menyelamatkan, tugas kita memberikan ketenangan kepada masyarakat, baik dari media atau kembaga sosial masyarakat memberikan ketenangan supaya tidak panik," kata Kepala Badan Geologi Rudy Suhendar, dalam diskusi di Jalan Pemuda, Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (3/1/2019).


Dia mengatakan ada 69 gunung api yang terus dipantau. Selain itu pihaknya juga terus memberikan sosialisasi tentang mitigasi bencana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita juga melakukan dengan guru-guru Geografi SD sebagian besar mulai diberikan sosialisasi. Diharapkan semua ngerti. Mitigasi sebenarnya kita tinggal di mana. Masyarakat harus tahu dia tinggal di wilayah seperti apa. Apalagi pendatang turus dia datang ke mana dan harus ke mana kalau ada apa-apa," ujarnya.

Soal mitigasi bencana gunung api, pakar vulkanologi Surono juga menganggap penting pendidikan mitigasi bencana. Menurutnya hal itu perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

"Itu sudah nyanyian nasional saya sejak lama, masih dalam kurikulum, masuk dalam pendidikan dini. Nenek moyang kita saja mendidik kita gambar dua gunung dengan matahari dan tanah yang subur. Cuma tidak mau cerita dia kalau kita punya gunung api terbanyak di dunia, hati-hati lho tetapi subur," katanya.


Dia menambahkan penanggulangan bencana tanpa pendidikan membuat banyak korban berjatuhan. Sebab banyak orang yang panik saat mengevakuasi diri ketika terjadi bencana.

"Pendidikan dalam bencana itu penting, dalam segala hal lah. Bencana tanpa dasar pendidikan yang baik dan benar sudah lah, gagal. Kalau nggak ngerti caranya lari, mungkin disuruh lari ke selatan malah panik lari ke utara. Kan harus ada tata caranya," ucapnya. (abw/rna)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads