Acara dihadiri oleh staf KBRI Moskow dan keluarganya, Sekolah Indonesia Moskow, mahasiswa, diaspora Indonesia, dan tenaga kerja Indonesia. Di antara yang hadir ada juga dari kota-kota lain selain Moskow, seperti St. Petersburg, Rostov on Don, Tambov, dan bahkan dari Yakutsk di wilayah Timur Rusia yang jauh dari Moskow. Selain itu, terdapat juga warga negara Indonesia yang sedang berkunjung ke Moskow.
Wakil Kepala Perwakilan KBRI Moskow selaku Kuasa Usaha Ad Interim, Lasro Simbolon dalam sambutan singkat menyebut acara temu masyarakat Indonesia di Rusia menyambut tahun 2019 ini diselenggarakan dengan penuh kesederhanaan. Masyarakat Indonesia di Rusia turut berempati untuk saudara-saudara di Tanah Air yang mengalami cobaan dan musibah, seperti bencana alam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Acara temu masyarakat diisi oleh doa bersama dan renungan untuk bangsa Indonesia yang lebih baik, terhindar dari segala musibah dan bencana. Doa bersama juga ditujukan untuk masyarakat Indonesia di tanah air yang mengalami musibah bencana alam beberapa waktu lalu agar tetap diberikan kekuatan, kesabaran dan ketabahan, serta segera dipulihkan kembali oleh Tuhan YME.
Dalam pertemuan dilakukan dialog dengan tema refleksi masyarakat Indonesia di Rusia tahun 2018 dan proyeksinya di tahun 2019. Dialog yang dipandu oleh Lusy Surjandari, Koordinator Fungsi Protokol dan Konsuler KBRI Moskow dan Enjay Diana, Sekretaris Pertama Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Moskow, ini lebih fokus pada aspek perlindungan warga negara Indonesia di Rusia, layanan kekonsuleran, peran masyarakat Indonesia di Rusia dalam mempromosikan Indonesia di Rusia, termasuk melalui Festival Indonesia di Moskow, dan dalam mempererat hubungan antara bangsa Indonesia dengan Rusia.
Disampaikan juga peran penting masyarakat Indonesia di Rusia dalam menyukseskan pesta demokrasi pada pemilihan umum pertengahan April 2019 dan keterlibatan masyarakat Indonesia di Rusia dalam Festival Indonesia keempat di Moskow pada awal Agustus 2019.
Di antara masyarakat Indonesia yang hadir adalah Luthfi Fadhillah dan Winda Yani Sinambela, mahasiswa Indonesia North Eastern Federal University, Yakutsk. Jarak yang jauh antara Yakutsk dan Moskow dengan perbedaan waktu 6 jam tidak menyurutkan niat Luthfi dan Winda untuk datang ke Moskow. Menurut mereka, perjalanan Yakutsk-Moskow-Yakutsk penuh petualangan karena jika ditempuh penerbangan langsung sekitar 6,5 jam, tapi perjalanan mereka lebih panjang dan lama karena transit di kota lain.
![]() |
Luthfi dan Winda baru pertama kali mengikuti pertemuan dan acara seperti ini di KBRI Moskow karena jarak yang tidak memungkinkan untuk sering berkunjung ke Moskow. Mereka merasa bersyukur dapat bertemu dan berkumpul dengan masyarakat Indonesia lainnya. Kebersamaan dalam pertemuan mengobati rasa rindu mereka terhadap Tanah Air, termasuk kuliner Indonesia. Di Yakutsk hanya terdapat tujuh mahasiswa Indonesia yang kesehariannya sibuk kuliah, meskipun suhu dingin bisa mencapai minus 50 derajat Celsius.
Pertemuan masyarakat Indonesia diwarnai juga dengan berbagai aksi kreativitas mahasiswa Indonesia di Rusia, khususnya Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Moskow (Permira Moskow) yang dikoordinir oleh Andi Ilham, seperti pembacaan puisi tentang kebangsaan, kuis, dan penampilan berbagai lagu dari kelompok band mahasiswa.
Pada saat pergantian tahun, sebagian masyarakat Indonesia berbaur dengan warga Rusia dan tamu ibu kota Rusia lainnya menyaksikan kembang api di sekitar Kremlin dan Lapangan Merah. Satu sama lainnya saling mengucapkan С Новым Годом (S Novym Godom) atau Selamat Tahun Baru!
(nvc/bag)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini