Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Blokir Jalan ke TPST Piyungan

Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Blokir Jalan ke TPST Piyungan

Pradito Rida Pertana - detikNews
Senin, 31 Des 2018 17:59 WIB
Foto: Pradito Rida Pertana/detikcom
Bantul - Sejumlah warga memblokir akses jalan menuju Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Kabupaten Bantul. Hal itu karena akses jalan tak kunjung diperbaiki dan banyak sampah yang memenuhi badan jalan.

Pantauan detikcom, sebuah pohon palem berukuran cukup besar sehabis ditebang kemudian diletakkan melintang di sekitar gerbang masuk TPST Piyungan di Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo. TPST ini menjadi tempat pembuangan sampah dari Yogyakarta dan daerah lainnya.

Puluhan warga juga tampak berada di sekitar gerbang masuk. Mereka berjaga agar truk-truk sampah tidak masuk. Salah satu penyebabnya warga sudah mengeluhkannya tapi tidak pernah ada realisasi perbaikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maryono, Ketua Komunitas Pemulung TPST Piyungan, Bantul mengatakan pemblokiran jalan dilakukan sejak pagi. Hal itu dilakukan karena akses jalan sepanjang 750 meter menuju TPST Piyungan rusak.

"Alasan memblokirkarena jalan yang becek dan berlubang itu (Barat TPST Piyungan) tak kunjung diperbaiki. Selain itu mengganggu akses warga juga, padahal itu jalan umum juga," katanya saat ditemui di TPST Dusun Ngablak, Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul, Senin (31/12/2018).

"Bahkan warga harus memutar kalau mau ke pasar atau mengantar anaknya sekolah, dan jaraknya kalau mutar bisa 12 kilometer," imbuhnya.
Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Blokir Jalan ke TPST PiyunganFoto: Pradito Rida Pertana/detikcom

Menurut Maryono, selain akses jalan yang tak kunjung diperbaiki oleh pengelola TPST Piyungan, ia menilai penerangan di jalan tersebut tidak ada. Tdak adanya penerangan di jalan sudah berlangsung sekitar satu tahun lamanya.

"Terus banyak sampah di tepi jalan, itu menimbulkan bau tak sedap serta kesannya jalan itu jadi kumuh. Sebenarnya kami sudah mediasi dengan pengelola (TPST Piyungan), tapi hanya janji terus, dan ini (Pemblokiran jalan) karena kami sudah jenuh dengan janji-janji mereka," ucapnya.

Warga lainnya, M. Bakir mengatakan pemblokiran jalan itu akan terus berlangsung hingga tuntutan warga dipenuhi oleh pengelola TPST Piyungan. Hal itu karena akses jalan tersebut sudah rusak parah dan tidak memungkinkan dilintasi warga.

"Kantor TPST kalau dihubungi warga cuma siap-siap saja sambil janji mau perbaiki (Jalan), tapi endingnya ya nggak direalisasikan. Makanya ini belum mau dibuka kalau jalannya belum diperbaiki, karena kalau nggak gini tidak akan digarap-garap jalannya," ujarnya.

Disinggung mengenai adanya pemberian tenggat waktu terhadap pengelola TPST Piyungan untuk memperbaiki jalan tersebut, Bakir menyebut tidak ada.

"Nggak ada kasih waktu, kalau belum digarap belum boleh membuang (Sampah) ke TPST. Pokoknya kalau nggak digarap-garap sampahnya silakan dibawa kembali ke kota (Yogyakarta)," katanya.

Sementara itu secara terpisah pengelola TPST mengaku sudah berkoordinasi dengan Bina Marga untuk dilakukan perbaikan jalan.

"Sudah, kan PU (Dinas PUP-ESDM) punya Bina Marga, dan Bina Marga sudah saya lapori (terkait jalan di TOST Piyungan rusak), saya juga sudah usul untuk diaspal atau dicor (skses jalan yang rusak)," kata Kepala Seksi (Kasie) TPST Piyungan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Energi dan Sumber Daya Mineral (PUP-ESDM) DIY, Sarjani saat ditemui di TPST

"Karena soal pengaspalan kan bukan ranah saya," imbuhnya.

Disinggung mengenai dua tuntutan warga lainnya yakni penerangan jalan dan pembersihan sampah di pinggir jalan menuju TPST tersebut, Sarjani mengaku belum bisa berbuat banyak. Mengingat ia tidak bisa menjanjikan kedua tuntutan itu terpenuhi.

"Kalau masyarakat nuntut dan saya nggak sanggup gimana? Karena saya nggak punya kuasa penuh juga," ujarnya.

Menurut Sarjani, permasalahan itu sudah lama bergulir, bahkan ia telah berkoordinasi dengan Dinas PUP-ESDM DIY untuk mencari solusi. Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut yang kongkrit hingga saat ini.

"Masalah ini (Jalan rusak, penerangan dan sampah di pinggir jalan) juga sudah dibawa sampai ke Gubernur dan Kepala Dinas (PUP-ESDM)," ujarnya.

"Kalau sampah yang tercecer di pinggir jalan itu karena lahan (TPST Piyungan) sudah overload, gimana tidak? Wong sehari ada 600 ton sampah dan alat-alatnya juga sudah tua," imbuhnya.

Mengenai tuntutan warga yang akan menutup akses jalan ke TPST Piyungan hingga jalan diperbaiki, Sarjani tidak berkomentar banyak. Namun, diungkapkannya bahwa para pekerja akan tetap bekerja seperti biasa.

"Sampah yang masuk sedikit nggak bisa komentar, yang jelas tetap saya suruh bekerja (Pekerja di TPST Piyungan), dan mudah-mudahan besok pagi (Truk pengakut sampah) sudah bisa buang sampah lagi di TPST Piyungan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, Ari Budi Nugroho telah mendengar kabar pemblokiran jalan menuju TPST Piyungan. Disinggung mengenai langkah yang diambil DLH Bantul jika terjadi penumpukan sampah di Bantul, Ari menyebut akan segera berkoordinasi dengan pengelola TPST Piyungan.

"Sedang kami koordinasikan, dan ini masih koordinasi," ucap Ari secara singkat.

(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads