"Di sini kita ada dua ya. Kita atas nama PLN secara keseluruhan dan anak perusahaan PLN Indonesia Power. Di sini ada YBM ya, Yayasan Baitul Mal, teman-teman forward PLN. Kami teman-teman IP mengelola bantuan teman-teman IP, tapi kami menyalurkan ke semua yang membutuhkan," kata pengelola posko bantuan PLN, Bambang Rianto di Masjid Al Barokah, Labuan, Jumat (28/12/2018).
Bambang menjelaskan posko bantuan PLN di Labuan ini memberikan bantuan kepada korban sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengetahui kebutuhan korban/pengungsi, posko menerjunkan tim yang melakukan survei secara langsung untuk mendata kebutuhan yang harus dikirimkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nggak mungkin kami kasih (bantuan tertentu) ke sana, eh taunya gak butuh di sana," tambahnya.
Ia menjelaskan poskonya mendapat cukup tenaga relawan. Relawan yang membantu ada dari karyawan IP atau PLN, ada pula warga dan TNI yang membantu. Menurutnya beberapa relawan juga adalah pengungsi.
"Relawan ini juga ada keluarganya juga pada ngungsi, tapi karena mereka harus bekerja membantu kita ya keluarganya juga ikut di sini," katanya.
Hingga saat ini dia mengaku menerima cukup banyak bantuan untuk disalurkan kembali kepada pengungsi. Bantuan yang diterima pada umumnya berupa sembako, pakaian layak pakai. Menurutnya posko ini jarang menerima bantuan berupa uang, lebih banyak bantuan berupa barang langsung.
Dari pantauan detikcom, saat dikunjungi posko yang juga tepat berada di Masjid Al Barokah ini tampak disibukkan dengan para relawan yang sedang mengangkut beberapa dus mie instan ke atas mobil pickup. Selain itu ada pula tim medis yang akan ikut rombongan penyalur bantuan makanan ke Carita.
Bergeser sedikit ke komplek sebelah masjid, ada sebuah dapur umum yang juga masih bagian dari posko PLN ini. Dapur ini digerakkan oleh 16 orang juru masak yang secara bergantian menyajikan masakan untuk para pengungsi. Selain juru masak, tampak juga warga sekitar yang membantu membungkus makanan.
"Insyaallah krunya banyak, yang bantu-bantu banyak. Ini juga kalau sudah selesai ada yang ambil nasi, lalu dikirim," kata koordinator dapur umum PLN, Royani.
Dalam memasak pun Royani memastikan masakannya diolah dengan baik dan higienis. Selain itu rasanya pun enak. Bahkan untuk mengakali agar pengungsi tidak bosan dengan menu masakan, petugas dapur selalu melakukan rapat untuk menentukan menu yang akan dimasak besok.
Royani pun menjelaskan pihaknya sudah harus mulai memasak mulai pukul 12 malam karena pagi hari pukul 7 harus sudah ada masakan yang dikirim ke pengungsi. Setiap harinya dapur umum ini mampu membuat sebanyak 1.500 bungkus nasi beserta lauknya.
Menariknya dalam dapur umum posko PLN ini ada juga Nurwanti, yaitu juru masak yang sebelumnya telah pengalaman memasak di dapur umum saat bencana di Palu dan Donnggala. Dia mengaku terjun kembali membantu di Banten karena memang peduli.
"Kalau yang di Donggala sekali makan 1.000, sehari bisa 3.000 (porsi). Skalanya lebih besar kalau yang di Donggala," jelas Nurwanti yang juga seorang guru PAUD ini.
Tonton juga video 'Didi Riyadi Akan Bikin Konser Amal untuk Korban Tsunami':
(mul/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini