"Buoy yang akan diletakkan di perairan Anak Krakatau tersebut diharap dapat menjadi langkah tegas untuk antisipasi dan mitigasi bencana letusan susulan Gunung Anak Krakatau yang berpotensi kembali menimbulkan tsunami Selat Sunda," kata Deputi Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam BPPT, Hammam Riza, lewat keterangan tertulisnya, Jumat (28/12/2018).
![]() |
Buoy akan dipasang di Selat Sunda untuk bisa mendeteksi tsunami akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau. Sehingga masyarakat memiliki waktu evakuasi yang cukup bila muncul tsunami.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan BPPT juga siap jika diminta memasang perangkat kabel bawah laut yang ditambahkan sensor tsunami. "Sudah ada kabelnya di BPPT. Tinggal pasang dan perlu biaya sekitar Rp 5 miliar untuk deploy menggunakan Baruna Jaya dan peralatan elektronik serta link satelit," tutur dia.
Mengenai perbaikan 3 unit buoy, Hammam mengatakan dibutuhkan dana khusus sebesar Rp 15 miliar. Anggaran tersebut sudah termasuk untuk pengoperasian selama setahun. BPPT akan meminta adanya alokasi anggaran khusus dari Kementerian Keuangan dan Bappenas.
![]() |
"Untuk dukungan pendanaan kami harap kesediaan bapak Presiden dan atau Kementerian dan Bappenas untuk menyetujui adanya pemberian tambahan dana tersebut. BPPT siap membangun sistem deteksi dini tsunami buoy maupun nantinya sistem kabel bawah laut atau CBT secara nasional dengan mengedepankan peningkatan TKDN dan sinergi industri nasional," tuturnya.
Dia mengatakan perbaikan 3 unit buoy itu memerlukan waktu paling lama sebulan. Namun bila dana langsung cair, perbaikan bisa dipercepat menjadi dua minggu. Setelah itu buoy dapat langsung dipasang. Rencananya buoy tersebut akan dipasang di tiga titik yang mengelilingi Gunung Anak Krakatau.
Simak juga video 'Anak Krakatau Erupsi, Menhub: Jalur Penerbangan & Penyeberangan Aman':
(jbr/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini